Kamis, 29 Desember 2011

SOLIDARITAS UNTUK MASYARAKAT BIMA


AKSI SOLIDARITAS KEKERASAN DI BIMA
KEMBALI DISUARAKAN


Kamis, (2912) aksi solidaritas atas kekerasan yang terjadi di Bima disuarakan oleh Front Pemuda NTB Anti Inprealisme yang merupakan gabungan dari BPMP (Barisan Pemuda dan Mahasiswa Progresif), OPM (Organisasi Progresif Mahasiswa) dan Mapala Lestari UNSA dilakukan di Depan Gedung DPRD Kabupaten Sumbawa.

Menurut KORLAP aksi ini mengungkapkan pada orasinya bahwa aksi ini tidaklah berlebihan jika dihubungkan dengan kondisi real yang dialami oleh warga Lambu Kecamatan Sape (BIMA) terkait tentang penolakan ijin eksplorasi pertambangan, pemblokiran pelabuhan oleh masyarakat ternyata memuncak pada arogansinya aparat kepolisian dengan melakukan upaya pembubaran massa secara paksa dengan melepaskan tembakan yang mengakibatkan masyarakat dan juga mahasiswa menjadi korban dari kebiadaban kepolisian. Tambahnya lagi, refresifitas oknum aparat kepolisian terhadap rakyat justru menciderai demokratisasi di negeri yang kita cintai ini. Oleh karena itu, kami yang tergabung dalam Front Pemuda NTB Anti Inprealisme mengutuk segala bentuk refresentatifitas aparat kepolisian karena telah melakukan pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).

Dalam aksi ini ada 5 tuntutan yang ingin disampaikan pertama tolak sistem imprealisme/neoliberalisme yang menyebabkan kemiskinan, pengangguran dan kekerasan, kedua mengutuk segala bentuk tindakan progresif yang dilakukan oleh aparat kepolisian, ketiga cabut SK 188 tentang izin eksplorasi tambang emas di Kecamatan Sape ( BIMA ), keempat usut tuntas pelaku pelanggaran Ham dan yang kelima hentikan segala bentuk kekerasan terhadap rakyat.

Kejadian yang menimpa saudara kita di Bima kemungkinan akan dialami oleh daerah-daerah lain terutama di Sumbawa. Karena keberadaan pertambangan dan korporasi perusahaan pertambangan raksasa baik asing maupun lokal serta sistem yang diterapkan jarang sekali berpihak kepada rakyat. Hal itulah yang kemudian akan menimbulkan protes bahkan perlawanan dari rakyat. Semoga dengan berbagai fenomena yang terjadi, rakyat semakin tersadarkan bahwa ternyata pertentangan pokok masalahnya adalah sistem penindasan kapitalisme melalui penjajahan gaya baru (Neoliberalisme) yang tidak berpihak kepada rakyat dan harus segera dipertimbangkan karena terbukti menggiring rakyat kepada kebodohan, kesengsaraan dan kemiskinan massal yang berkepanjangan. (ugi)

Senin, 26 Desember 2011

TIM PENGGERAK PKK KABUPATEN SUMBAWA ADAKAN PENGAJIAN DI KECAMATAN MOYO HILIR

MEMBANGUN KELUARGA YANG SAKINAH, MAWADDAH, MAWARAHMAH MELALUI PKK.


Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan Gerakan Nasional dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan untuk masyarakat. Pemberdayaan Keluarga meliputi segala upaya Bimbingan, Pembinaan dan pemberdayaan agar keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan mandiri. PKK adalah mitra kerja pemerintah yang berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak pada masing-masing jenjang demi terlaksananya program PKK. Sasaran Gerakan PKK adalah Seluruh Anggota Keluarga yang masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan kepribadiannya dalam bidang mental spiritual, meliputi sikap dan perilaku sebagai insan hamba Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang dinamis serta bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Fisik material, meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan, kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan.

Selaras dengan hal itu, tim penggerak PKK kabupaten Sumbawa mengadakan pengajian secara kontinyu dis seluruh kabupaten sumbawa. Senin (26/12) tim penggerak PKK kabupaten Sumbawa mengadakan pengajian di masjid besar syamsul falah kecamatan moyo hilir. Tim yang di pimpin langsung oleh ibu Hj. Rahmawati Jamaludin Malik, dalam kunjungannya ini menyerahkan bantuan uang kepada masjid syamsul falah yang saat ini sedang dalam tahap renovasi bagian atas/atap. Pengajian yang dilaksanakan pada sore hari ini, diikuti oleh ibu-ibu dari berbagai kelompok pengajian yang ada di kecamatan moyo hilir dan juga dihadiri oleh bapak-bapak imam masjid dan tokoh masyarakat serta tokoh pemuda.

Dalam sambutannya, ibu rahmawati mengatakan bahwa kegiatan semacam ini sudah menjadi agenda rutin tim penggerak PKK kabupaten Sumbawa yang bertujuan untuk mempererat silaturrahmi dan memberikan pembinaan kepada PKK yang ada di kecamatan. Terutama dalam hal bagaimana mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Selain itu, pembinaan kewirausahaan kepada tim penggerak PKK juga menjadi agenda penting untuk dilakukan. Seperti yang telah dilakukan di beberapa desa dan telah memberikan hasil yang cukup memuaskan. Tambahnya lagi, pembinaan yang telah dilakukan di desa Berora misalnya, telah berhasil menumbuhkan usaha kecil yang sangat produktif bagi anggota PKK tersebut. dari modal yang diberikan sebesar lima juta rupiah, mampu berkembang hingga mencapai tiga puluh juta rupiah dan jumlah itu adalah jumlah keuntungan yang terdapat di dalam kas. Untuk itu, kepada tim penggerak PKK di kecamatan moyo hilir harus mampu melakukan hal yang serupa bahkan melebihinya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan tausyiah yang disampaikan oleh ustat Faisal. Kepada seluruh peserta pengajian diberikan uraian tentang bagaimana membentuk keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah. Kunci dari keluarga yang sakinah mawaddah dan warahmah sendiri terletak pada wanita/ibu sebagai orang yang lebih tahu tentang pengelolaan dalam rumah tangga dan bagaimana mendidik anak. Wanita sesungguhnya tiang negara. Bila wanitanya baik, maka baik pula suatu negara. Sebaliknya bila wanitanya rusak, maka hancurlah suatu negara. (jul).





Kamis, 22 Desember 2011

MEMASYARAKATKAN BLOG TIDAKLAH SULIT


PRAMUKA BERLOMBA MENDISAIN BLOG

Dari Kegiatan Lomba Tingkat III, 
Mendisain blog sebenarnya bukanlah hal yang sulit. Pada awal perkembangannya blog hanya digunakan oleh orang-orang yang mengerti saja/seorang programmer karena menggunakan bahasa mesin yang sulit untuk dimengerti oleh orang yang tidak memperlajarinya secara intens. Namun seiring dengan perkembangan zaman penggunaan blog sangat multi fungsi. Blog pada masa sekarang banyak digunakan oleh para blogger mania untuk menyimpan file-file pribadi, bahkan blog menjadi ajang silaturrahmi dan komunikasi yang familier bagi para blogger, selain menarik juga memiliki gengsi yang tinggi (supaya tidak dianggap gaptek) dan jangkauan yang sangat luas. Lewat blogger kita bisa bersilaturahmi dengan siapaun di seluruh dunia tanpa mengenal batas wilayah dan waktu. Dengan ajang silaturrahmi semacam ini, terkadang para blogger mania sering membentuk komunitas-komunitas social dan melakukan berbagai kegiatan kemanusiaan.
Jika seorang blogger menuliskan artikel tentang suatu persitiwa di blognya. Maka tulisan itu dengan sangat cepat terbaca dan tersebar ke seluruh blogger mania yang lain. Sehingga suatu peristiwa bisa terekspose dengan sangat cepat ke penjuru dunia.

Dari arena Lomba Tingkat III cabang Sumbawa, KM Gempar berkesempatan melakukan liputan kegiatan lomba mendisain blog bagi anggota pramuka. Peserta lomba yang rata-rata berasal dari anggota pramuka usia SD dan SMP ini ternyata cukup mahir mendisain dan memasukkan tulisan ked ala blog yang mereka buat secara spontan di arena perlombaan. Tentu saja mereka telah diajarkan oleh guru/Pembina mereka masing-masing di tempat berlatih sebelum mengikuti perlombaan ini. Namun, dengan system perlombaan yang mengharuskan mereka membuat e-mail dan mendisain blog secara spontan diarena perlombaan, membuat kesan berbeda terhadap kemampuan peserta dalam mendisain blog. Selain itu, peserta dituntut untuk memasukkan sebuah tulisan ke dalam blog mereka yang menceritakan tentang kejadian selama kegiatan itu berlangsung. Artinya, peserta lomba juga harus punya kemampuan jurnalistik untuk mangisi blog mereka dengan kejadian actual saat perlombaan. Dan menurut pantauan kami, rata-rata peserta lomba memiliki kemampuan jurnalistik yang cukup baik.

Perlombaan yang dilaksanakan di lapangan sepak bola dusun Kanar Kecamatan Labuan Badas, tidaklah mengurangi antusias peserta lomba ini. Karena pada umumnya perlombaan semacam ini dilaksanakan di ruangan tertutup dan biasanya menggunakan akses network lokal area. Pada perlombaan ini, Untuk mengakses jaringan internet panitia bekerjasama dengan Kemenkominfo Kab. Sumbawa dengan mengirimkan satu unit Mobil Pusat Pelayanan Internet Kecamatan (MPLIK). Dua perangkat mobile router milik KM gempar dan KM Blakuning juga dimanfaatkan untuk membantu panitia dalam perlombaan ini mengingat keterbatasan jumlah perangkat pada mobil PLIK yang hanya berjumlah 5 perangkat laptop. Sementara peserta lomba berjumlah 24 regu dari 14 kecamatan yang mengirimkan peserta. Dengan perangkat modem dan router yang dimiliki Kampung Media bisa mengakomodir seluruh kebutuhan preserta lomba.

Keluar sebagai juara pada perlombaan ini adalah juara satu dari regu putri kecamatan plampang, juara dua dari kecamatan moyo hilir dan juara tiga dari kecamatan moyo hulu. Sedangkan juara putra di raih oleh regu kecamatan Labuan badas, juara dua kecamatan plampang dan juara tiga dari kecamatan empang. Ternyata memasyarakatkan blog bukanlah suatu hal yang sulit. (jul)***



Selasa, 20 Desember 2011

LOMBA TINGKAT (LT) III TAHUN 2011


LOMBA TINGKAT III KWARCAB SUMBAWA RESMI DIBUKA

Gerakan pramuka pada prinsipnya mengorientasikan pola gerakannya dalam bentuk pembinaan generasi muda yang edukatif, kreatif dan komprehensip. Lomba Tingkat III adalah salah satu bentuk kegiatan pramuka penggalang yang diarahkan sebagai wahana/bahan evaluasi individu dan satuan yang berkenaan dengan konteks bina diri dan bina satuan dalam sistem among.  Dalam hal ini kwartir cabang Sumbawa bermaksud menyelenggarakan agenda kegiatan kepramukaan sesuai program kerjanya yakni lomba tingkat III tahun 2011.

Kegiatan yang dilaksanakan mulai tanggal (20/12) akan berakhir sampai tanggal (5 /12) mendatang. Jadwal yang sangat padat dan rapat membuat kegiatan ini harus dibuka pada tanggal (21/12) dikarenakan pengurus Kwarcab Sumbawa juga terlibat pada pelaksanaan Bulan Citra Budaya (BCB) dalam rangka memeriahkan HUT propinsi NTB ke-35 dan HUT Kabupaten Sumbawa ke-35. Pembukaan kegiatan LT III tahun 2011 berlangsung tepat pukul 08.00 WITA yang dibuka langsung oleh bapak Syafruddin AR, M.Pd pengurus kwarcab Sumbawa. Beliau berpesan kepada peserta LT III akan dua hal : pertama, selalu menjalankan dasa darma (10 nilai dasar/pokok anggota pramuka) terutama dasa darma yang pertama yaitu Takwa kepada tuhan yang maha esa. Bila dasa darma yang pertama ini selalu ditepati maka kita telah mendapatkan satu nilai yang akan dikalikan dengan jumlah seluruh kegiatan pada LT III ini. Namun, apabila dasa darma yang pertama ini ditinggalkan maka kegiatan yang lain akan tidak bernilai sama sekali (bernilai nol).
Kedua, kepada peserta LT III agar mampu mengambil hikmah dari apa yang dilihat, dialami dan dirasakan selama kegiatan ini sebagai salah satu bentuk tadabbur kepada ciptaan yang maha kuasa. Dengan tadabbur/memuji kebesaran tuhan, kita bisa menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar kita sebagai wujud dari tugas manusia menjadi khalifah di atas bumi.

Setelah kegiatan ini dibuka secara resmi maka kegiatan dilaksanakan dengan lomba yang pertama yaitu Lomba Dinamika Regu. Dalam lomba ini peserta dituntut untuk menampilkan yel-yel menarik hasil dari kreasi seluruh anggota regu. Lomba yel-yel sendiri mengajarkan kepada peserta didik agar ampu bekerjasama dalam kelompok dengan menilai sejauh mana peserta memiliki nilai gesit, keceriaan, kekompakan, kedisiplinan, kerjasama, percaya diri dan manajerial dalam sebuah kelompok/regu. Lebih jauh lagi, kegiatan ini melatih peserta untuk bisa menjadi pemimpin yang mampu mengorganisasikan sebuah persoalan sehingga muncul sebuah solusi bersama yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan kompak.

Kegiatan LT III diikuti oleh 270 peserta dari 14 kecamatan yang hadir. Kontingen yang menjadi juara pada lomba ini akan menjadi utusan kwarcab Sumbawa pada lomba tingkat IV yang dilaksanakan di mataram/tingkat provinsi NTB bulan mendatang. Untuk itu, persaingan pada kegiatan LT III ini sangat ketat karena masaing-masing kontingen telah mempersiapkan pesertanya dengan sangat baik. (jul)

Sabtu, 17 Desember 2011

KONFERENSI WILAYAH NW XII


KONFERENSI WILAYAH (KONFERWIL) RESMI DIBUKA 


 Konferensi Wilayah Nahdatul Wathan NTB ke XII resmi di buka. Sabtu (17/12) 2011 tepat pukul 14.30 WITA dibuka langsung oleh Bapak Gubernur NTB TG.KH. Zainul Majdi. Acara pembukaan yang diawali dengan pembacaan kalam ilahi oleh saudara Hadi Isnaini, salah seorang Mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa membuat suasana pembukaan teraa hikmad. Acara dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan Mars NTB.

Bapak Irzani, S.Pd. M.Si selaku ketua panitia melaporkan “bahwa penyelenggaraan konfrensi Wilayah NW NTB XII merupakan amanat organisasi yang tertuang dalam Anggaran Dasar NW Bab VII Pasal 19 dan Anggaran Rumah Tangga Bab XXV Pasal 65 dan sesuai  surat keputusan PWNW  tentang penyelenggaraan konferensi NW NTB XII”. Tambahnya lagi bahwa atas dasar tersebut tentu penyelenggaraan konferensi NW ini menjadi keharusan dan strategis untuk memacu pertumbuhan serta penghidmatan Nahdatul Wathan dalam segala ladang dakwah dan sekaligus rekonstruksi kepemimpinan PWNW NTB 2007/2012. Lebih daripada itu, konferensi ini dimaksudkan mencari dan menemukan formula yang tepat untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi NW kedepan agar lebih baik dalam penyusunan program kerja dan analisis permasalahan di tubuh NW. Selain itu, pada beberapa rangkaian kegiatan seperti Fokus Group Discossion ( FGD ) tentang mengurai kunsi sukses perjuangan dan pergerakan Maulana Syaikh TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid dalam membentuk SDM Progresif-Transpormatif pada tanggal 24 Nopember 2011 dilanjutkan dengan kegiatan workshop perekonomian syariah NW pada tanggal 3 Desember 2011 dengan tema membentuk lembaga keuangan Syariah NW yang berbasis keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB.

Konferensi Wilayah NW ke XII ini mengambil tema Melalui Konferensi Wilayah Kita Tingkatkan Penghidmatan NW Dalam Mendukung Pencapaian Pembangunan Daerah NTB Menuju NTB Beriman Dan Berdaya Saing ( NTB Bersaing ). Konferwil  ke-XII ini di hadiri oleh 700 peserta dan 300 peninjau dari seluruh kaupaten dan kota se-Nusa Tenggara Barat, Sehingga jumlah keseluruhan peserta  adalah 1000 orang. Selain itu juga acara pembukaan konferensi NW ini dihadiri oleh Bupati Sumbawa yaitu Bapak Drs. Jamaluddin malik, Bupati Lombok Utara dan Bupati Kabupaten Bima.

Pada sambutannya Bapak TGKH.  Zainul Majdi menyerukan kepada seluruh pengurus NW Wilayah NW untuk merapatkan barisan dalam mengembangkan NW dari berbagai bidang. Sehingga dapat memberikan kontribusi yang tinggi dalam pengembangan SDM khususnya pada Provinsi NTB. Sehingga cita-cita untuk menjadikan NTB bersaing akan mudah terwujud dan tidak hanya impian belaka. Selain membuka konferensi secara resmi bapak Gubernur juga meresmikan Yayasan Pondok Pesantren Universitas Paracendikia NW Sumbawa menjadi sebuah Universitas baru di tanah Samawa yang dirintis oleh bapak DR. Iwan Jazadi, S.Pd. M.Pd. ini merupakan salah satu bukti Kinerja NW dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dalam dunia pendidikan. (Ug)***

Jumat, 16 Desember 2011

KONFERENSI NAHDATUL WATHAN DI TANA SAMAWA


JELANG KONFRENSI
IRINGAN PESERTA KONFOI HIJAUKAN KOTA SUMBAWA BESAR

 
Jum’at, 16 Desember 2011, ratusan mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa bersama  peserta Konfrensi Nahdatul Wathan (NW) ke-XII mengadakan konfoi kendaraan roda dua dan roda empat.  Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari acara konfrensi NW yang akan dilaksanakan di STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa. Pembukaan konferensi sendiri rencananya akan dibuka langusng oleh bapak Gubernur NTB hari sabtu besok (17/12).


Para peserta konfoi di lepas langsung oleh wakil Bupati Sumbawa bapak H. Arasyi Muhkan. Pada sambutan sebelum pelepasan konfoi bapak wakil Bupati mengatakan bahwa NW merupakan salah satu Organisasi Keislaman yang terbesar yang ada di NTB umumnya dan Sumbawa pada khususnya. NW sudah banyak membantu Pemerintah  terutama dalam di bidang pendidikan. "H. An" sapaan akrab wakil bupati mengharapkan semoga NW kedepannya akan membawa dan membantu pemerintah dalam upaya merealisasikan dan menciptakan masyarakat yang berkepribadian Islami, beriman dan bertakwa serta mampu berdaya saing sehingga cita-cita NTB bersaing akan mudah tercapai.


Tepat pukul 15.00 Wita konfoi resmi dilepas yang dimulai dari Kampus STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa dilanjutkan dengan mengelilingi Sumbawa  dan kembali Ke Kampus lagi.  Ketika konfoi sumbawa terlihat hijau dengan bendera Nahdatul Wathan yang di bawa oleh seluruh peserta konfoi. Walaupun sempat di guyur hujan kecil di tengah perjalanan, itu semua tidak mengurangi semarak konfoi ini. (Ugi)***

Kamis, 15 Desember 2011

KEMERIAHAN HARI JADI PROPINSI NUSA TENGGARA BARAT


KIRAB PATAKA 
DISAMBUT ANTUSIAS MASYARAKAT MOYO HILIR

 
Kemeriahan hari jadi provinsi Nusa Tenggara Barat ke-35 sudah terasa di kecamatan Moyo Hilir, terlihat dari antusias masyarakat dalam menyambut kirab pataka (panji tanda kesatuan wilayah) NTB yang melintasi kecamatan Moyo Hilir. 
Kamis siang (15/12) tepat pukul 12.00 WITA, tim kirab pataka tiba diperbatasan kecamatan moyo hilir dengan kecamatan lopok. Serah terima bendera dari camat lopok kepada camat moyo hilir di desa ai puntuk berlangsung hikmad dan lancar. Setelah penyerahan usai, tim pataka kemudian menuju langsung ke ibu kota kecamatan untuk beristirahat sejenak. Setelah makan siang dan shalat zuhur, tim kembali melakukan konvoi mengarak bendera pataka NTB melintasi 3 desa. Dimulai dari desa moyo kemudia menuju desa moyo mekar dan berakhir di desa berare. 
Gemuruh suara marcingband yang dimainkan oleh siswa-siswi MTs Gunung Galesa Moyo Hilir, membuat kemeriahan kirab pataka semakin meluap-luap, ditambah lagi dengan lambaian bendera merah putih dari siswa-siswi sekolah dasar hingga SMA yang turut serta dalam pawai tersebut. Masyarakat yang tidak mau ketinggalan, juga turut ambil bagian dalam menyambut pawai tersebut dengan berbaris disepanjang jalan yang dilintasi oleh iring-iringan pasukan yang membawa bendera pataka NTB dan sesekali meneriakkan kata “Merdeka”.


Tim kirab pataka bendera NTB terdiri dari tim gabungan antara Pol PP Kab. Sumbawa dengan anggota pramuka, PNS, Ormas, LPM dan mahasiswa yang ada di kecamatan moyo hilir. Rute perjalanan yang ditempuh oleh kirab pataka sejauh 2 kilometer. Meskipun rute perjalan lumayan jauh dengan kondisi jalan yang berlubang dan sedang dalam pengerjaan/perbaikan talut, tidak mengurangi antusias peserta pawai.   

Setelah sampai di tempat tujuan peserta pawai pun berhenti dan beristirahat sambil mereguk segelas air. Air minum seadanya yang disiapkan oleh pemerintah kecamatan dan sumbangan dari instansi pemerintah setempat cukup mengobati kehausan para peserta pawai, apalagi pawai dilakukan ketika cuaca yang tidak menentu. Sesekali cahaya matahari terasa sangat terik, dalam sekejap juga berubah menjadi mendung kemudian terik lagi. Cuaca yang tidak bersahabat seperti mengakibatkan peserta cukup kelelahan, bahkan ada peserta yang pingsan.

Perjalanan tim kirab pataka kemudian dilanjutkan menuju kecamatan tetangga untuk diserah terimakan kepada camat moyo utara. (JL)***

Minggu, 06 November 2011

PELAKSANAAN IBADAH QURBAN

MELIRIK PERSOALAN HEWAN QURBAN
DAN DISTRIBUSINYA


Minggu (6/11/2011) lepas shalat idul adha, penyembelihan hewan kurban sudah dinanti-nanti oleh warga. Keinginan untuk merasakan nikmat dan lezatnya daging tentu membuat warga rela mengantri untuk mendapatkannya. Apalagi dalam keseharian, tidak semua warga punya kemampuan untuk membeli daging di pasar atau di rumah-rumah pemotongan hewan. Selain harganya yang sulit dijangkau, kwalitas dagingnya juga masih diragukan kesehatannya, belum lagi legalitas (hukum halal haramnya). Apakah hewan yang disembelih itu hewan yang kondisi kesehatannya baik atau tidak, punya kartu hewan atau tidak.

Pada umumnya masyarakat sumbawa yang notabenenya petani, memelihara hewan bukan untuk dijadikan hewan sembelihan (pedaging) melainkan hewan pekerja yang dimanfaatkan untuk membantu pemiliknya di sawah atau di ladang. Keadaan ini selalu mengakibatkan hewan yang dijual kepada rumah pemotongan atau para jagal hewan adalah hewan yang kondisi kesehatannya tidak dalam keadaan baik (sakit). Sehingga besar kemungkinan kwalitas daging yang ada tidak memenuhi standar kesehatan yang baik. Berbeda dengan hewan kurban, si pemilik sudah tentu paham akan syarat dan hukum hewan kurbannya. Kesehatannya harus prima bahkan tidak boleh ada cacat sedikit pun pada hewan kurban mereka, sehingga kekhawatiran akan hal-hal di atas tidak perlu dirisaukan lagi.

Berdasarkan data yang berhasil kami dapatkan dari kantor kecamatan, bahwa hewan kurban tahun ini mengalami peningkatan. Terdapat 40 hewan kurban yang terdata di sepuluh desa se-Kecamatan Moyo Hilir, terdiri dari 37 ekor sapi/kerbau dan 3 ekor kambing. Kordinasi dan pengawasan juga terlihat jelas dari KUPT peternakan dan kesehatan hewan kecamatan yang hadir dan ikut memantau penyembelihan hewan kurban. Pantauan dilakukan secara marathon dari tempat ke tempat yang tersebar, untuk mengecek kesehatan hewan kurban dengan cara memeriksa hati hewan sembelihan. Apakah terdapat cacing atau bakteri yang menjangkiti daging kurban.

Di beberapa tempat yang terpantau oleh rekan-rekan kampung media, Pembagian daging kurban dilaksanakan dengan tertib dan lancar karena system pembagiannya menggunakan kupon yang diberikan kepada warga yang berhak menerima daging kurban. Namun di beberapa tempat lain tidak menggunakan system seperti itu, karena pemilik hewan kurban tidak memberikan amanat kepada pengurus masjid atau pun desa untuk mengurus hewan kurbannya. Sehingga pembagian daging kurban pun masih dirasakan belum tepat sasaran karena langsung dibagikan kepada warga yang hadir pada saat penyembelihan itu. Banyaknya anak-anak dan warga yang mengerumuni tempat penyembelihan terkadang membuat gaduh suasana yang mengakibatkan banyak warga mengeluh karena tidak kebagian daging kurban sedikitpun, padahal daging hewan kurban seharusnya mencukupi kalau dibagikan sama rata kepada warga yang ada.

Di dalam hukum dan tata cara pelaksanaan kurban menurut syariat agama islam, memang tidak diharuskan menyerahkan urusan hewan kurban kepada pengurus masjid ataupun desa. Tetapi alangkah baiknya jika amanat itu dilimpahkan kepada mereka yang bisa adil dan amanah serta tahu syarat rukun juga tata cara dalam proses kurban. Sehingga ibadah kurban bisa dirasakan manfaatnya oleh orang yang berhak menerima dan benar-benar menjadi ibadah yang sempurna bagi si pemilik hewan kurban.(**)

SAMAWA DALAM BERBAGAI TAFSIRAN MAKNA

SAMAWA YANG KAYA MAKNA

Samawa adalah nama kelompok etnis uyang mendiami wilayah bagian barat Pulau Sumbawa. Kelompok etnis yang mendiami wilayah terluas di pulau Sumbawa Provinsi Nusas Tenggara Barat memiliki luas wilayah lebih kurang 8941 km2, terdiri dari daratan dan pulau-pulau kecil ( gili ). Wilayah tersebut merupakan bekas wliyah Kesultanan Sumbawa yang dewasa ini telah menjadi dua kabupaten yakni kabupaten Sumbawa yang dibentuk pada 22 januari 1959 dan pemekarannya yaitu kabupaten Sumbawa barat yang terbentuk pada 30 Nopember 2004.

Tau Tana Samawa atau tau dan Tana Samawa merupakan sebutan dana nama yang akrab ditelinga kita. Tau Samawa adalah sebutan bagi kelompok Etnis Samawa sedangkan tana Samawa menggambarkan wilayah tempat tinggal Tau Samawa.

Nama Samawa memiliki kekayaan makna baik secara etimologi, histori maupun pandangan hidup tau samawa ataupun tafsisran yang lahir dari penduduk sendiri ( Tau Samawa )

I. SECARA ETIMOLOGI ( ASAL KATA )

1. Samawa berasal dari kata sammava ( bahasa sanksekerta ) artinya dari berbagai penjuru.

Sebagai daerah pelabuhan pertemuan berbagai suku bangsa di Nusantara, Tana Samawa merupakan daerah yang telah dihuni oleh berbagai kelompok etnis yang datang dari berbagai kelompok etnis di nusantara bertempat tinggal serta mencari hidup di Tana Samawa.

Paska meletusnya gunung tambora pada april 1815, telah mendatangkan arus migrasi berbagai suku di nusantara ke tanah samawa sehingga sampai sekarang ini, tak kurang dari 15 suku bangsa yang kemudian berakulturasi secara kuat dalam budaya maupun kepercayaan yang kemudian menjadi tau samawa dengan ciri dan karakternya yang kuat

2. Samawa berasal dari kata sambava ( bahasa sanksekerta ) artinya pohon asal

Pohon asal dimaksud adalah gambaran sistem kekuasaan kesultanan sumbawa dimasa lalu, dimana dalam musayawarah kesultanan, sultan sebagai dewa masmawa hanya sebagai simbul sedangkan pengambilan keputusan serta penerapannya diserrahkan sepenuhnya kepada tanah samawa yang terdiri dari para lante’ dan menteri serta datu-datu dari Kemutar Telu ( Seran, Taliwang, dan Jereweh )

Jika tahta kesultanan Sumbawa ditinnggal mangkat oleh sultannya maka pemakaman belum dapat dilaksanakan sebelum dinobatkan seorang pengganti. Bila saja pengganti dari keturunan langsung sultan ( anak ) tidak ada ataupun masih kecil serta tidak memenuhi syarat lainnya maka diangkatlah Riwa batang ( pelaksana tugas sultan ). Riwa batang ini diambil dari datu-datu dalam wilayah kemutar telu.

II. LATAR BELAKANG UNGKAPAN TAU SAMAWA

1. SAMAWA ( Diungkapkan dengan tekanan pada akhir ucapan )

Mengacu pada sikap tau samawa yang selalu memberi bawaan ( oleh-oleh ) kepada tamu yang datang baik kepada kerabat, sahabat ataupun orang lain yang mengunjunginya.

Hal ini terungkap dalam lawas ;

Ka datang sangka ku angkang

Mole ku santurit kemang

Lema mampis bawa rungan

2. SAMAWA ( diucapkan dengan bunyi sema’wa )

SEMA berarti sembah/hormat

WA dari kata uwa atau uwak berarti ayah atau orang tua

Artinya tau samawa menempatkan orang tua / pemimpin maupun leluhurnya pada posisi/tempat yang sangat terhormat, penampatan uwa begitu tinggi sehingga dalam kehidupan tau samawa orang tua menjadi tempat bagi mereka untuk mengaktualisasikan sikap penghormatan

Sabtu, 05 November 2011

PERAYAAN IDUL ADHA 1432 H



SEMARAKKAN IDUL ADHA PHBI ADAKAN TAKBIRAN KELILING

Perayaan Idul Adha 1432 H kali ini disemarakkan dengan pawai obor/lilin sembari mengumandangkan takbir mengelilingi kampung. Kegiatan yang diramaikan oleh ratusan siswa sekolah bahkan mahasiswa ini, merupakan program perdana dari Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kecamatan Moyo Hilir yang baru dibentuk beberapa waktu yang lalu.

Mengambil start dari depan kantor camat Moyo Hilir, iring-iringan pawai berjalan melintasi jantung desa moyo hingga finish kembali di kantor camat. Sebelum dilepas oleh camat Moyo Hilir, peserta yang berkumpul sejak pukul 19.00 wita, tak henti-henti menggemakan takbir dan tahmid tak obahnya jamaah haji yang sedang tawaf di padang arafah. Hingga kata pelepasan di sampaikan oleh camat Moyo Hilir. Bapak Abu Bakar, SH menyerankan kepada seluruh peserta pawai agar tetap menjaga ketertiban dan keselamatan masing-masing, apalagi setiap peserta membawa obor yang bisa saja ada peserta yang terbakar dan lain sebagainya”.

Barisan peserta pawai sepanjang puluhan meter terlihat sangat apik dan nampak terang dari kejauhan. Cahaya obor yang menyinari seakan membawa cahaya baru bagi semua orang yang menyaksikannya, sangat serasi dengan tema Idul adha kali ini “Dengan semangat Idul Adha 1432 H, kita bangun semangat umat menuju masyarakat samawa yang religius”.

Dengan iringan tabuhan beduk yang dibawa dengan kendaraan, suasana pawai semakin semarak. Semua warga yang mendengar pun tumpah ruah keluar dari rumah mereka untuk menyaksikan pawai tersebut. Panitia pelaksana yang dibantu oleh personil dari Koramil dan Kapolse Moyo Hilir membuat pawai berjalan tertib dan lancar. (Ugi)

Jumat, 04 November 2011

SEKILAS KEGIATAN KELOMPOK II

MAHASISWA PPL - KKL STKIP HAMZANWADI SELONG

DI DESA MOYO MEKAR

Kamis (4/11/2011) bertempat di masjid besar Syamsul Falah Kecamatan Moyo Hilir. Merdu nian terdengar suara anak-anak kecil yang mengumandangkan adzan, silih berganti suara adzan terdengar membuat kami terheran dengan hal itu, bukan adzan untuk solat isya, karena adzan ini pun terdengar setelah orang selesai melaksanakan shalat isya’. Ternyata, anak-anak ini sedang berlomba mengumandangkan adzan.

Kami pun tertarik untuk mencari tahu lebih tentang apa yang terjadi. Dari apa yang kami dapatkan, ternyata sedang berkumpul beberapa anak muda yang memakai almamater merah daging sedang sibuk mengatur kegiatan perlombaan. Tidak lain dan tidak bukan mereka adalah mahasiswa PPL KKL STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa yang sedang melaksanakan program kerja mereka.

Abdul Muis, selaku ketua kelompok II PPL KKL yang kami temui mengatakan, “kegiatan yang sedang berlangsung ini merupakan rangkaian dari program kerja kelompok kami yang sudah kami laksanakan sejak dua hari yang lalu. Selain lomba adzan bagi anak SD/MI dan SMP/MTs, diwaktu sebelumnya juga telah kami laksanakan lomba bacaan shalat jenazah, lomba kaligrafi dan lomba hafalan ayat-ayat pendek. Kegiatan ini selain bertujuan untuk menyambut hari raya Idul Adha, kegiatan ini diharapkan sebagai wahana mempertahankan nilai-nilai luhur yang ditinggalkan oleh para orang tua kita agar tetap lestari dan luhur karena dapat diteruskan kepada generasi muda (anak-anak)” dimasa sekarang, tambahnya.

Sejak tanggal 19/9/2011, ditengah-tengah berkembangnya wacana perubahan status STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa menjadi Universitas Paracendikia. mereka melaksanakan tugas akhir mereka sebagai seorang mahasiswa di desa Moyo Mekar, program-program yang dilaksanakan diantaranya; Keaksaraan Fungsional (KF), Penghijauan, yasinan setiap malam jum’at, kegiatan jum’at bersih dan les privat bagi siswa SMA/MAN. Kegiatan-kegiatan ini secara kontinyu dilaksanakan sampai berakhirnya masa PPL KKL tanggal 19/12/2011 mendatang.

Mahasiswa PPL KKL kelompok II, berjumlah 9 orang terdiri dari 4 perempuan dan 5 laki-laki dari masing masing program studi (prodi). Prodi dimaksud antara lain prodi sejarah, matematika, Biologi, sosiologi, bimbingan dan konseling (BK) dan Bahasa Indonesia. Sementara prodi ekonomi, bahasa inggris, geografi dan PAI yang tidak bergabung dengan kelompok II ini.

Burhanuddin, ketua remaja masjid besar Syamsul Falah Desa Moyo Mekar, mengatakan “Sambutan masyarakat terhadap program-program mahasiswa PPL KKl kelompok II, sangat baik. terlihat dengan didukungnya semua program-program yang kami rencanakan bersama antara mahasiswa PPL KKL dengan remaja masjid yang diikuti dengan semangat dan antusisas yang tinggi. Hal ini membuat kami menjadi semangat untuk menyelesaikan segala bentuk program kami. Apalagi sekarang telah dilaksanakan pemugaran atap masjid kami, mahasiswa PPL KKL sangat membantu kami dalam pelaksanaannya”. Ke depan kami berharap, agar mahasiswa PPL KKL dari STKIP Hamzanwadi tetap di ada dan dilibatkan di desa kami. Kata burhanuddin.

Demikian kunjungan singkat kami.(jul)

Rabu, 02 November 2011

KAMPUNG MEDIA DIBENTUK LAGI


PEMBENTUKAN KAMPUNG MEDIA BARU
DI KABUPATEN SUMBAWA

Pembentukan Kampung Media Digital (KMD) baru merupakan Implementasi dari salah satu program unggulan Gubernur dan Wakil Gubernur NTB periode 2008-2013. Program ini selaras dengan kebutuhanan dan antusiasme masyarakat yang mulai melek dengan informasi. Keberadaan kampung media yang sudah terbentuk selama ini, telah memotifasi masyarakat untuk turut serta berpartisipasi membangun NTB ke arah yang lebih baik. Salah satunya melalui penyebaran informasi lewat media internet yang diusung oleh komunitasi kampung media digital.

Sejalan dengan itu, pemerataan informasi ke seluruh pelosok NTB akan dapat terealisasi bila disetiap kecamatan telah hadir KMD. Ini juga menjadi program dari Dishubkominfo NTB yang menghajatkan terbentuknya 50 KMD sampai tahun 2013 dan pembentukannya dilakukan secara bertahap di sepuluh kabupaten kota se-NTB.

Rabu (2/11/2011) kembali Dishubkominfo NTB meresmikan 2 kampung media di dua Kecamatan se-Kabupaten Sumbawa. Dua Kecamatan tersebut adalah kecamatan Alas dan Kecamatan Moyo Hulu. Kampung media yang baru terbentuk ini, bernama RAMPAK NULANG dari Kecamatan Moyo Hulu dan TERATAI dari Kecamatan Alas. Acara peresmian yang dilaksanakan di balai pertemuan Desa Semamung Kecamatan Moyo Hulu, selain dihadiri oleh tim Dishubkominfo Propinsi NTB dan Dishubkominfo Kabupaten Sumbawa, juga dihadiri oleh tiga kampung media digital yang sebelumnya sudah terbentuk pada tahun 2009 dan 2010.

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh bapak Fairuz Abadi, SH selaku ketua tim Dishubkominfo NTB sekaligus penanggungjawab kampung media, berharap agar keberadaan kampung media ini selain membantu penyebarluasan informasi masyarakat di kampung kepada khalayak, juga keberadaannya bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi dari media ini, sehingga akan memberikan energi-energi positif kepada masyarakat. “Karena sesungguhnya keberadaan kampung media adalah media dakwah melalui media yang canggih (internet)” tambahnya.

Mendapatkan penjelasan yang runtun dan jelas seperti itu, Deni Iskandar warga desa Olat Rawa Kecamatan Moyo Hilir yang hadir pada acara peresmian tersebut, merasa sangat antusias dan yakin untuk ambil bagian dalam komunitas ini. Tambahnya “melalui kampung media ini nantinya, saya berharap bisa menambah pengetahuan baru tentang dunia jurnalistik dan teknologi yang selama ini kurang saya pahami, selain itu begitu banyak hal yang ingin saya sampaikan tentang keadaan masyarakat di kampung saya yang nantinya bisa terfasilitasi melalui pemberitaan di media ini”.

Hal senada juga disampaikan oleh tuan rumah dari kampung media Rampak Nulang Kecamatan Moyo Hulu, yang disampaikan oleh bapak M. Zain Yasin MT. Beliau memberikan apresiasi atas terbentuknya kampung media di wilayahnya dan berharap agar kampung media ini nantinya bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga yang sudah ada diwilayahnya kemudian segala bentuk kegiatannya bisa terpublikasi melalui media ini sehingga di ketahui oleh orang diluar Kecamatan Moyo Hulu itu sendiri.

Acara tersebut kemudian dilanjutkan dengan penyerahan seritifikat kepada dua kampung media baru oleh bapak Mirajuddin, ST dari Dishubkominfo Kabupaten Sumbawa. Dengan demikian, sudah ada lima kampung media di kabupaten sumbawa yang sudah terbentuk sampai tahun 2011 ini. (Jul)

Sabtu, 29 Oktober 2011

Ribuan Makam di Situs Dodo Bakal Tergusur

Konsesi PTNNT Caplok Sebagian Besar Wilayah Ulayat
Komunitas Masyarakat Adat Cek Bocek Selesek Rensuri (suku Berco) memiliki perjalanan sejarah yang cukup panjang, sejak kepemimpinan Datu Awan Mas Kuning (1420–1628), yang dilanjutkan hingga keturunannya saat ini.
Wilayah adat yang menjadi tempat aktifitas kehidupan masyarakatnya sampai saat ini masih tetap sama, struktur dan aturan-aturan adat yang dijalankan pun masih tetap sama sesuai yang diwariskan secara turun temurun.
Demikian pula dengan kondisi hutan yang menjadi pendukung kehidupan tetap terjaga dengan baik.
Sejalan dengan perjalanan sejarah masyarakat adat ini, tentu meninggalkan banyak bukti-bukti yang dapat dijumpai.
Bekas-bekas pondasi bangunan mesjid dan balai pertemuan adat serta sisa pondasi rumah menunjukkan bukti lkasi itu bekas pemukiman yang ramai dahulunya.
Tidak jauh dari bekas lokasi pemukiman juga dijumpai pemakaman-pemakaman tua dengan nisan-nisan dari batu kali. Nampak dari tampilan batuan dan ukirannya, nisan-nisan itu usianya telah ratusan tahun.
Makam-makam tersebut masih selalu dijaga keberadaannya oleh para anak keturunan dari orang-orang yang dimakamkan di tempat itu.
“Dari fakta-fakta ini, dapat disimpulkan bahwa PTNNT yang telah bereksplorasi di Dodo akan mencaplok sebagian besar situs makam leluhur Suku Berco. Keberadaan makam ini adalah salah satu peninggalan budaya dan situs sejarah yang harus dipertahankan,” tegas Febrian Anindita, salah seorang keturunan Suku Berco yang juga mahasiswa semester VII Fakultas Hukum Universitas 45 Mataram, belum lama ini.
Ryan kemudian menuturkan perjalanan sejarah komunitas masyarakat Adat Cek Bocek, dimana bukti-bukti sejarahnya yakni sebaran situs makam yang sebagian besarnya berada dalam wilayah konsesi tadi.
Makam-makam di wilayah konsesi tersebut antara lain, makam Lawang Sasi merupakan makam keluarga Datu Awan Mas Kuning yang diapit oleh makam Suri dan Langir.
Sebaran lokasi makam ini berada di antara 750-850 meter di atas permukaan laut. Sedangkan Makam Tungku Sudat lokasinya berada di ketinggian lebih dari 900 meter dan merupakan lokasi makam yang paling tinggi letaknya.
Tercatat sebanyak 1525 makam peninggalan kerajaan Dinasti Dewa Awan Kuning.
Ia menambahkan, merujuk dari data yang dirampungkan melalui buku tata ruang wilayah adat khusus Suku Berco, dapat dipastikan aktifitas pertambangan PTNNT di wilayah adat akan menghilangkan jejak sejarah Suku Berco.
“Jika PTNNT memaksakan diri untuk tetap masuk beraktifitas tanpa membangun kesepakatan dengan masyarakat adat, maka akan terjadi pelanggaran HAM berat terhadap masyarakat adat Cek Bocek (Suku Berco),” tukasnya.
Dari hasil survey partisipatif masyarakat adapt suku Berco dari desa Lawin dan sekitarnya, terkumpul sejumlah data dan bukti fisik jika wilayah situs-situs tersebut layak diklaim sebagai wilayah ulayat.
Hasil pengkajian masyarakat juga menunjukkan angka ‘pencaplokan yang luar biasa di blok Elang I, dimana sekitar 10.147 hektar atau 98 persen wilayah adat suku Berco masuk dalam konsesi sesuai data kontrak karya per 2005. Selanjutnya di blok Elang II sekitar 164 hektar wilayah ulayat masuk wilayah konsesi.
“Sudah menjadi kewajiban berbagai pihak untuk menghormati dan menghargai warisan leluhur yang akan melakukan eksploitasi sumber daya alamnya,” imbuh Febrian.(**)

Sumber Air Program Unicef Lito Mengering

Warga desa Lito kecamatan Moyo Hulu kabupaten Sumbawa terpaksa harus menimbun air di reservoir untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi dua dusun di wilayahnya.
Hal itu dikarenakan sumber mata air program kerjasama antara Unicef dengan pemerintah RI itu mengering akibat musim kemarau berkepanjangan.
Musim kemarau tahun ini sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat di kabupaten Sumbawa, tidak terkecuali di desa Lito kecamatan Moyo Hulu.
Demikian diungkapkan ketua BPD Lito, Syaifuddin yang ditemui belum lama ini.
Syaifuddin mengatakan, selain melakukan penampungan air, pihaknya melalui badan pengelola air bersih juga melakukan penjadwalan dalam mendistribusikan air bersih ke rumah-rumah warga.
“Hal itu dilakukan agar pendistribusian air dapat dirasakan secara merata oleh setiap warga di dusun Lito A, dan Dusun Lito B, dan desa Lito secara keseluruhan,” jelasnya.
Hasilnya, lanjut Syaifuddin, air bersih untuk minum memasak dan mencuci bisa terpenuhi.
Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Air Bersih desa Lito, Abdul Aziz mengaku, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya air bersih demi mencukupi kebutuhan hidup manusia dan kelestarian lingkungan.
“Kami juga menghimbau masyarakat agar selalu menjaga dan mengawal program air bersih ini demi kepentingan bersama,” terangnya.
Selain itu, kata Azis, desa Lito juga mendapat bantuan dari pihak swasta berupa material yang digunakan untuk membuat penampungan air di lokasi mata air lain.
Dengan adanya penampungan air di lokasi mata air lain tersebut dapat menambah jumlah debit air dari program air bersih kerjasama antara unicef dengan pemerintah RI yang didistribusikan kepada masyarakat.
Ke depan, dirinya berencana untuk melakukan penghijauan di sekitar lokasi mata air guna menjaga kelangsungan mata air itu.
“Kami berharap agar instansi terkait dapat membantu program penghijauan tersebut,” harapnya.
Salah seorang warga desa Lito, Hasanuddin mengaku sangat berterimakasih dengan adanya program air bersih ini.
Dengan adanya program tersebut pola hidup masyarakat di desa Lito mulai berubah. Dimana sebelumnya, warga setempat kerap buang air besar (BAB) di sembarang tempat.
“Namun setelah program ini masuk ke desa Lito warga berlomba-lomba membuat jamban dan memulai perilaku hidup bersih dan sehat,” tandasnya.(**)

Rintis Camping Ground, Pramuka Hijaukan Kawasan Hulu Sungai


Moyo Hulu, Berkurangnya kawasan hijau di kabupaten Sumbawa menjadi fokus kepedulian Gerakan Pramuka Kwarcab Sumbawa terhadap kondisi alamnya. Memperingati hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2011, Gerakan Pramuka Kwarcab Sumbawa menggelar kegiatan perkemahan penanaman seribu pohon yang kemudian disebut Pekan Penghijaun 2011.

Kegiatan yang berlokasi di areal bendungan Batu Bulan kecamatan Moyo Hulu Sumbawa ini digelar bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda Jumat (28/10/2011) sampai Minggu (30/10/2011) mengikutsertakan anggota Pramuka yang berasal dari masing-masing gugus depan ambalan dan OSIS serta Ormas kepemudaan setempat.

Sukarman Jayadi, Sekretaris Panitia, menyebutkan, selain melibatkan anggota Pramuka, juga sedikitnya melibatkan 500 orang peserta terdiri dari anggota berbagai organisasi kepemudaan yang aktif di kabupaten Sumbawa, para pelajar dan mahasiswa serta instansi-instansi pemerintah.

Dikatakan Sukarman, dipilihnya bendungan Batu Bulan sebagai lokasi penghijauan didasarkan beberapa hal, antara lain, kritisnya lahan sekitar bendungan yang notabene merupakan daerah tangkapan air dan hulu sungai. Selain itu Gerakan Pramuka Kwarcab Sumbawa juga berinisiasi menjadikan kawasan ini sebagai salah satu Bumi Perkemahan atau Camping Ground di masa datang yang memiliki daya tarik wisata.

“Sehingga dalam penanaman ini kami telah menyiapkan design khusus untuk menjadikan lokasi ini sebagai Camping Ground nantinya. Dimana penataannya telah kami atur sedemikian rupa agar sarana dan prasarannya dapat representative,” papar Jay—sapaan akrab Sukarman Jayadi.

Karenanya, lanjut Jay, kegiatan yang bertemakan “Menggagas Pengembangan Kawasan Bendungan Batu Bulan Sebagai Kawasan Hijau Hulu Sungai” ini dilaksanakan dengan melibatkan setiap stakeholder kepemudaan, agar ke depannya setiap generasi muda Sumbawa dapat merasa memiliki dan melihara aset lingkungan yang mereka rintis.

Sebelumnya Ketua Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Sumbawa, Drs H Mahmud Abdullah dalam sambutannya mengatakan, pemanasan Global menjadi isu yang kian popular saat ini, dimana temperatur udara di hampir setiap bagian bumi telah berada pada tingkatan ekstrim.

“Kabupaten Sumbawa sejak dahulu terkenal dengan suhu ekstrimnya yang tinggi dibanding daerah-daerah lain di Indonesia. Makanya, kegiatan penghijauan di kabupaten Sumbawa sangat penting peranannya dalam mengentas isu pemanasan di daerah ini,” ujar Mahmud Abdullah.

Lebih lanjut Ketua Kwarcab mengungkapkan, degradasi dan deforestasi kawasan hutan di kabupaten Sumbawa kian memprihatinkan, dimana area hijau dan daerah tangkapan air sebagian besar telah terdegradasi dan menjelma menjadi lahan kritis.

“Generasi mudaSumbawa, utamanya anggota Pramuka harus mampu menjadi garda depan dalam upaya penyelamatan lingkungan, sehingga apa yang kita lakukan saat ini dapat menjadi warisan generasi mendatang,” cetusnya.

Selain kegiatan penanaman, permainan Outbond dan diskusi kepemudaan juga menjadi rangkaian kegiatan ini. Para peserta begitu antusias mengikuti setiap rangkaian kegiatan. Hal ini nampak dari semangat peserta perkemahan dari awal kegiatan sampai kegiatan ini ditutup, meski suhu panas di lokasi perkemahan amat tidak bersahabat.

Bupati Sumbawa, Jamaluddin Malik mengapresiasi kegiatan ini sebagai kegiatan yang aplikatif tidak sebatas retorika terhadap isu pemanasan global, dan member dampak positif yang begitu besar bagi penyelamatan lingkungan di kawasan hulu sungai.

“Diharapkan kegiatan ini dapat berkelanjutan, tidak saat ini saja dilaksanakan, bila perlu dijadikan agenda rutin bagi setiap organisasi kepemudaan di Sumbawa,” pinta Bupati mengakhiri sambutannya pada upacara pembukaan perkemahan.(**)

Senin, 17 Oktober 2011

KECAMATAN LANTUNG VS MERCURY







LANTUNGKU SAYANG, LANTUNGKU MALANG

(ANTARA HARAPAN DAN BENCANA)

Kecamatan Lantung merupakan salah satu wilayah yang dijadikan sebagai obyek penghasil material emas, pengambilan dan pengelolaan emas dilakukan secara tradisonal dan menggunakan alat seadanya, hal ini di lakukan oleh masyarakat lantung semenjak pertengahan April 2010 yang lalu, dalam pengelolaan emas (Tong dan Gelondong )mereka mengunakan merkuri (Hg) sebagai bahan dasar pengikat logam emas tersebut, hal semacam Ini sudah di gunakan oleh 15 ribu juta orang di 55 negara, Indonesia berada pada posisi ke dua setelah cina yang mengunakan Mercuri (Hg) terbesar sebanyak 100-150 ton pertahun (data WHO.2005 ) konsumsi tertinggi digunakan oleh penambang tradisioanal dan menjadi peyumbang sampai 20-30 % emas dunia.

Sistem tong dan gelondong berkontribusi meningkatkan polusi lingkungan. Hal ini disebabkan karena logam merkuri yang terdapat dalam tailing teroksidasi dan berubah menjadi metilmerkuri yang sangat beracun dalam limbah dan air (aquatic environments) dan sianida dapat berikatan menjadi bentuk yang lebih stabil dengan merkuri sehingga semakin meningkatkan peluang terakumulasinya metilmerkuri dalam biota air, tanah, dan udara (sidimen) yang membahayakan kesehatan masyarakat.

Semakain banyak gelondong dan tong yang brada di wilayah kecamatan lantung meyebabkan tingkat pencemaran lingkungan semakin tinggi , penyebaran gelondong dan tong di wilayah kecamatan lantung dapat kita lihat dari hasil surve dari tim peneliti dari Fakultas pertanian Universitas mataram yang berada di bawah naungan Centre For Biodiversity and Environment Study (CBES) pada bulan Mei 2011. Jumlah gelondong dan tong di Kecamatan Lantung dapat disebar pada masing-masing desa dengan rincian sebagai berikut : 94 unit (14 paket) terdapat di desa Lantung, Di desa Aik Mual adalah 340 (48 paket) dan 4 tong, Di desa Pedesa adalah 206 unit (27 paket) dan 2 tong.








Peta Sebarang Tong dan Gelondong : Kecamatan Lantung Kabupaten Sumbawa

Berikut adalah data hasil penelitian dari CBES :

Konsentrasi Hg pada ore

No

Kode

Lokasi (Desa)

Konsentrasi (ppm)

No

Kode

Lokasi (Desa)

Konsentrasi (ppm)

1

G1

Lantung

3,86

13

G13

Aikmual

1,21

2

G2

Lantung

145,05

14

G14

Aikmual

0,58

3

G3

Lantung

7,27

15

G15

Aikmual

0,81

4

G4

Lantung

3,08

16

G16

Aikmual

14,03

5

G5

Lantung

2,07

17

G17

Padesa

1,68

6

G6

Lantung

7,22

18

G18

Padesa

1,53

7

G7

Lantung

0,62

19

G19

Padesa

1.05

8

G8

Lantung

3,50

20

G20

Padesa

2.05

9

G9

Lantung

2,51

21

G21

Padesa

1.78

10

G10

Lantung

1,61

22

G22

Padesa

7,15

11

G11

Aik Mual

4,58

23

G23

Padesa

2,00

12

G12

Aik Mual

0,67

Konsentrasi Hg pada air (baku mutu < 0.001 ppm)

No

Kode

Lokasi (Desa)

Konsentrasi (ppm)

1

K-sungai1

Lantung

<0.001

2

K-sungai2

Lantung

<0.001

3

K-sawah1

Lantung

<0.001

4

K-sawah2

Lantung

<0.001

5

Dam

Lantung

<0.001

Konsentrasi Hg pada tanah

  1. Untuk tanah sawah di Kecamatan Lantung umumnya konsentrasi Hg pada tanah-tanah tersebut berada dalam kisaran normal.
  2. Namun hasil pengukuran konsenstrasi Hg pada tanah di sekitar lubang tampung tailing menunjukkan bahwa konsentrasi Hg pada tanah tersebut berada diatas kisaran normal konsentrasi Hg pada tanah (> 26 ppm).
  3. Pada beberapa lokasi tanah yang terletak di desa Lantung, konsentrasi Hg pada tanah sangat tinggi yaitu 122,22 ppm dan 232,09 ppm dan terjadi pada permukaan tanah.
  4. Begitu juga dengan lokasi tanah sawah di desa Padesa yang konsentrasi Hg pada tanah > 5.4 ppm (standar tanah pertanian di jepang).
  5. Diperkirakan 1-3% dari total Hg yang berada pada permukaan tanah berada dalam bentuk metilHg yang berbahaya yang dapat masuk dalam rantai makanan. Nilai 3% tersebut dapat meningkat lagi jika tanah tersebut mengandung bahan organik yang tinggi dengan pH mendekati asam.

Dengan beberapa data yang berhasil kami peroleh dari CBES di atas, dapat kita simpulkan bersama bahwa :

  1. Aktivitas pengolahan emas dengan menggunakan Hg sebagai amalgamasi belum mengindikasikan terjadinya pencemaran pada sumber air dan DAS secara luas di sekitar lokasi pengolahan emas, namun ada indikasi pencemaran pada beberapa titik sampel DAS.
  2. Konsentrasi Hg pada tailing sangat-sangat tinggi. Pemakaian Hg belum efisien dan efektif.
  3. Belum terjadi pencemaran Hg pada tanah dan tanaman liar/non-budidaya yang tumbuh di sekitar areal gelondong.
  4. Konsentrasi Hg pada ikan tangkapan di sekitar gelondong masih berada pada kisaran normal.
  5. Konsentrasi Hg pada rambut masyarakat yang terekspose Hg masih berada dalam kisaran normal, tetapi telah terjadi akumulasi Hg pada rambut beberapa pekerja tambang.

Untuk itu, harapan besar kepada kita semua (masyarakat maupun pemerintah)

  1. Perlu dilakukan monitoring kualitas air sepanjang DAS Lantung secara berkala.
  2. Perlunya pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan limbah, khususnya penerapan aturan agar penambang tidak membuang tailing dan air tailing baik ke sungai maupun lahan pertanian di sekitarnya.
  3. Penambang diwajibkan tetap membuat lubang tampung tailing.
  4. Pemerintah melalui Dinas/Institusi, atau pihak terkait memberikan pendidikan terhadap masyarakat penambang cara menangani Hg secara bijaksana, antara lain penggunaan masker pada saat membakar Hg dan menghindari kontak langsung dengan Hg dengan cara menggunakan sarung tangan.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Gempar sumbawa.