Selasa, 29 Maret 2011

LOMBA LINTAS OLAT OJONG



Lomba lintas Olat (Gunung) Ojong dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan alam. Kegiatan ini dilaksanakan oleh MAPALA UNIVERSITAS SUMBAWA yang diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh SMAN yang ada di Sumbawa dan organisasi-organisasi di luar sekolah bahkan sampai universitas CARDOVA Kabupaten Sumbawa Barat.

Dalam sambutan ketua Dewan Pembina Mapala UNSA sekaligus melepas para peserta mengungkapkan “kita selaku generasi muda yang akan menerima estapet perubahan seharusnya lebih memperhatikan kelestarian lingkungan dan alam sekitar. Untuk itu kita haruslah sebagai pionir dalam perubahan ini, karena tanpa kesadaran dari dini maka kerusakan alam dan lingkungan akan merugikan masyarakat sendiri”. Ungkapnya lagi “saya berharap kepada seluruh peserta bahwa kemenangan atau juara jangan sampai menjadi tujuan utama kita dalam kegiatan ini tetap kebulatan tekad tujuan kita adalah bagaimana kita bisa melestarikan lingkungan dan alam sehingga kita bisa membantu pemerintah dalam mengatasi pemanasan global yang akhir-akhir ini mengancam bumi”.

Semua peserta sangat antusias mengikuti perlombaan ini. Untuk menyemangati teman-temannya seluruh peserta atau regu mempunyai yel-yel tersendiri. Selama perjalanan melintasi rute yang disediakan oleh panitia, seluruh peserta menikmati perjalanan dengan dimanjakan oleh pemandangan yang eksotis terlihat dari atas olat ojong.
Kita sebagai masyarakat Sumbawa haruslah bersyukur karena dengan adanya sebuah gunung yang mempunyai potensi alam yang luar biasa yang masih terjaga keasriannya yaitu gunung atau Olat ojong. Ini terbukti dengan masih kokohnya pepohonan yang menjulang langit dan besar begitu juga dengan faunanya yang berkembang biak dengan pesat dan nyaman tanpa terusik dengan keserakahan manusia. Olat ojong memberikan berkah tersendiri bagi masyarakat yang ada di sekitar kaki pegunungan khususnya persawahan yang membentang luas. Kenapa tidak?????? Karena olat ojong menghasilkan banyak sumber air yang dapat mengairi seluruh areal persawahan tanpa ada matinya. Ini merupakan berkah dan rahmat tersendiri bagi masyarakat yang telah diberikan karunia dan kita selaku masyarakat harus bisa lebih dan tetap menjaganya.
Tepat pukul 13.00 Wita seluruh peserta sudah sampai ke finish yang telah melakukan perjalanan dari pukul 08.00 wita. Sebelum pengumuman pemenang panitia mengumpulkan seluruh peserta untuk mengadakan diskusi terbuka mengenai pengalaman dalam perjalanan yang bisa berupa sebuah pertanyaan dan masukan. Dari seluruh penanya kami bisa simpulkan bahwa yang mereka inginkan dan sarankan pertama kita selaku generasi muda haruslah saling merangkul dan berpegang tangan untuk melakukan penghijauan di pegunungan gundul dan tandus yang ada di Sumbawa sehingga Sumbawa merupakan daerah dan kota hijau. Kedua kita haruslah bisa memanfaatkan seluruh kekayaan dan kelebihan yang dimiliki oleh olat ojong seperti membuat lokasi permainan alam atau outbont atau membuat air kemasan yang langsung diambil dari mata air olat ojong. Itu semua akan mudah kita penuhi seandainya kita dan pemerintah bisa melaksanakannya secara bersama-sama bersama-sama.

Dan akhirnya dilanjutkan dengan pengumuman pemenang lomba litas alam. Seluruh peserta tegang menanti hasil penilaian panitia. Dan akhirnya JUARA I diraih oleh Universitas Cardova Kab. Sumbawa Barat, Juara II diraih regu hantu rimba dari Saka Wanabakti Pramuka Sumbawa, juara III diraih oleh regu Lepang Pona Telak Sira dari DKR Pramuka Moyo Hilir, sedangkan untuk juara harapan I diraih oleh DKC PUTRI Pramuka Sumbawa, harapan II diraih oleh SMKN 3 Sumbawa Besar sementara Harapan III diraih oleh MAN 2 Sumbawa.

Akhirnya kami menyimpulkan sebuah kata bijak dari kegiatan ini, “TANPA BUMI ANDA BISA APA?”

Ugi : Gempar

Senin, 28 Maret 2011

BUDAYA MEMBACA MULAI MEMASYARAKAT DI DESA MOYO


Walaupun Indonesia memiliki peringkat membaca terendah se-Asia Timur (dari : Kompas) bukan berarti masyarakat Indonesia tidak suka membaca. Namun lebih tepat dikatakan BOSAN membaca hal yang sama. Adapun hal yang dibaca sudah barang tentu hal-hal yang menarik dan bermanfaat serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Percuma kita membaca sebuah artikel yang bahasanya tinggi atau karangan dari seorang professor, tetapi pesan yang disampaikan dalam artikel tersebut, tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan terutama sekali oleh rakyat biasa.

Dari sisi ekonomis, selama ini minat baca lebih besar pada masyarakat yang ekonominya menengah ke atas. Tidak bisa dipungkiri kalau media baca yang ada selama ini sudah masuk ke ranah bisnis dan bernilai profit. Akibatnya masyarakat biasa tidak punya kemampuan untuk membeli Koran, buku, majalah dan sejenisnya. Berita yang disampaikan melalui media televisi dan radio pun tidak dapat dinikmati setiap saat. Karena kedua media tersebut lebih menonjolkan promosi prodak, hayalan (film atau sinetron). Media internet lebih bisa dinikmati oleh kalangan akademisi, perangkatnya cukup mahal. Untuk itu, perlu sebuah media baca yang efisien, efektif, dan mudah diperoleh.

Untuk mengatasi kondisi ini, langkah yang sangat tepat telah dilakukan oleh pemerintah dengan menyediakan bantuan buku-buku bagi masyarakat. Salah satu contoh konkritnya yaitu keberadaan perpustakaan di kantor Desa Moyo. Perpustakaan di kantor desa ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi masyarakat. Selain mudah mendapatkannya, beragam jenis buku yang ada diperpustakaan ini sangat diminati oleh masyarakat, karena isi atau pesan yang terdapat dalam buku-buku tersebut semuanya mengena kepada kehidupan atau kebutuhan masyarakat yang ada di desa. Misalnya, seorang ibu rumah tangga “Nurasiah” yang kami dapati sedang meminjam buku, setiap minggunya selalu meminjam sedikitnya 3 buah buku. Buku yang sering dipinjam adalah buku mengenai bumbu-bumbu masakan atau beragam jenis masakan daerah maupun internasional. Ibu satu orang anak ini juga selalu meminjam buku buat anaknya yang masih bersekolah di Taman Kanak-kanak (TK). Misalnya buku menggambar, buku dongeng, buku berhitung dan lain-lain. Menurutnya buku-buku yang ada di perpustakaan ini sangat bermanfaat karena banyak sekali pengetahuan baru yang bisa didapatkan dengan membacanya. Dia juga merasa sangat terbantu dengan adanya perpustakaan ini, karena untuk mengajar anaknya dirumah, banyak sekali buku yang bisa dipinjam di sini tanpa harus mengeluarkan biaya lebih dengan membeli buku di toko yang harga tentu saja mahal.

Di perpustakaan ini, tidak ketinggalan pula buku-buku bagi siswa sekolah dasar, SMP bahkan buku referensi bagi mahasiswa. Menyaksikan hal tersebut kami terharu dan bangga kepada minat baca masyarakat desa kami. Sehingga kami berfikir sangat benar teori yang mengatakan “ORANG AKAN SENANG MEMBACA TENTANG DIRI MEREKA DAN APA YANG MENJADI KEBUTUHAN MEREKA”. Dan itulah realita yang terjadi pada masyarakat Desa Moyo. Kami pun berminat meminjam dua buah buku tentang teknik bertanam sayur di lahan yang sempit. Buku ini sangat menarik menurut kami, karena banyak sekali lahan disekitar lingkungan kami yang kosong tidak tergarap. Buku-buku di perpustakaan ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat kami.

Menurut keterangan yang kami peroleh dari “Pak Bambang” petugas pelayanan peminjam buku di perpustakaan kantor Desa Moyo, Sehari-harinya lebih kurang lima puluh judul buku yang terpinjam. Beragam judul buku yang tersedia di perpustakaan ini menjadikan asbab tersendiri bagi minat baca masyarakat”. Tambahnya lagi “ Murid SDN 1 Moyo yang berada tepat di depan Kantor kepala Desa Moyo, sepulang dari sekolahnya selalu datang meminjam buku dari perpustakaan ini, kadang-kadang petugas yang melayani kwalahan karena banyaknya siswa yang meminjam buku”.

Pengelolaan perpustakaan di kantor Desa Moyo juga sangat bagus. Untuk meminjam satu buah buku diberikan batas waktu satu minggu saja. Kalau lebih dari itu dikenakan sanksi lima ratus rupiah per judul buku. Uang tersebut nantinya akan dipergunakan untuk penelolaan dan perawatan perpustakaan itu sendiri. Seperti yang disampaikan oleh bapak kepala Desa Moyo (Khairil). Hal ini kami lakukan karena perpustakaan yang merupakan bantuan dari pemerintah propinsi NTB ini, hanya berupa buku saja sementara lemari yang kami gunakan untuk menampung buku-buku tersebut dibuat dari dana swadaya yang ada di kantor desa. Belum lagi adanya buku yang robek atau rusak pada saat dikembalikan oleh peminjam buku. Tentu saja kami membutuhkan dana untuk memperbaikinya tambah bapak Khairil.

Setelah berbicara lebih banyak dengan petugas dan pengunjung di perpustakaan desa moyo, kami melihat perlu adanya ruangan khusus yang disediakan untuk perpustakaan. Mengingat pada saat peminjaman buku, ruangan kantor desa yang sempit menjadi pengap karena banyak orang yang meminjam buku, bersamaan dengan masyarakat yang mengurus surat domisili dan urusan lainnya. Tentu saja hal ini membuat kwalahan dan gangguan bagi pegawai kantor desa yang hanya beberapa orang.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Jul:Gempar

Kamis, 24 Maret 2011

DUSHUBKOMINFO NTB MENGADAKAN BINTEK SEKOLAH DI SUMBAWA


MERUBAH BUDAYA BERTUTUR MENJADI BUDAYA MENULIS

Sumbawa Besar, 24 Maret 2011 bertempat di SMAN 1 Sumbawa Besar, Dishubkominfo Propinsi Nusa Tenggara Barat bersama tim yang didalamnya tergabung kordinator kampung media NTB, melakukan bimbingan teknis bagi siswa-siswa SMAN 1 Sumbawa Besar. Dalam sambutannya pada pembukaan acara bintek, bapak Fairuz Abadi, SH selaku kordinator kampung media NTB menyampaikan bahwa kegiatan bintek ini adalah rangkaian dari kegiatan bintek sebelumnya, yang dilaksanakan di seluruh kabupaten kota se-NTB. Kegiatan ini diharapkan dapat memberi pemahaman kepada masyarakat khususnya siswa dan guru yang ada di SMAN 1 Sumbawa Besar, akan pentingnya memahami dan mengikuti perkembangan teknologi saat ini.

Pada bintek tersebut, Dishubkminfo NTB memberikan bantuan modem dan Mobile Router atau Mobile Wifi kepada SMA Negeri Sumbawa. Perangkat ini nantinya akan sangat memudahkan masyarakat dalam mengakses internet. Perangakat dimaksud cukup menggunakan modem dan perangkat lainnya sehingga sama fungsinya dengan hotspot atau speedy yang sebelumnya diberikan kepada sepuluh kampung media di NTB. Namun kemudahan dari mobile router ini yaitu pada fleksibilitas penggunaannya. Perangkat ini bisa dibawa ke daerah mana saja asalkan terdapat jaringan telkomsel tanpa harus terhubung ke tiang/kabel telpon rumah. Selain perangkat ini fleksibel, perangkat ini juga sangat efisien biaya seperti yang disampiakan oleh bapak Fairuz Abadi, SH.
Kegiatan bintek ini juga dihadiri oleh Dinas Pendidikan Nasional Kab. Sumbawa dan teman-teman dari Komunitas kampung media yang ada kabupaten Sumbawa (KM Gempar Kecamatan Moyo Hilir, KM Balakuning Kecamatan Sumbawa, dan KM Angin Renas kecamatan Rhee). Pada kegiatan ini masing-masing Kampung Media diberikan bantuan modem. Walaupun nantinya juga akan mendapatkan perangkat yang sama seperti yang diberikan kepada SMA Negeri 1 Sumbawa Besar. Kampung Media belum sempat diberikan bantuan yang serupa (mobile router.wifi) karena ketersediaanya masih terbatas. Bantuan tersebut akan menyusul setelah tim dishubkominfo menyelesaikan kegiatan bintek sekolah ke seluruh kabupaten dan Kota di pulau Sumbawa.

Terlihat suasana cair dan menyenangkan, ketika tim dari Dishubkominfo dan Telkomsel sebagai sponsor memberikan pemaparan tentang kemajuan teknologi sepuluh tahun yang akan datang. Seluruh peserta bintek pun dibuat larut dalam materi yang disampaikan oleh pihak Telkomsel, dalam hal ini disampaikan oleh Bapak Parto.
Menurut salah seorang siswa yang sempat kami tanyakan, “M. Rizky” sangat tertarik dengan apa yang disampaikan dalam bintek ini, sehingga ia pun menyatakan diri untuk ikut bergabung di Komunitas Kampung Media. Tambahnya lagi, “saya akan mengajak teman-teman saya untuk bergabung di Komunitas ini, karena selain menambah pengetahuan, kami bisa mencurahkan ide-ide kami melalui media yang sangat luas, jika dibandingkan dengan kegiatan kami selama ini hanya menuangkan kreatifitas menulis sebatas di majalah dinding sekolah”.

Merubah budaya bertutur menjadi budaya menulis merupakan tema yang diusung dalam bintek ini. Bisa dilihat dari antusisme peserta bintek, bahwa kebiasaan tersebut akan sangat diminati oleh siswa di SMAN 1 Sumbawa Besar. Apalagi selama ini, siswa SMAN 1 Sumbawa Besar sering bersaing di iven-iven daerah maupun nasional dalam membuat kasya sastra, seperti informasi yang kami peroleh dari beberapa orang guru dan siswa SMAN 1 Sumbawa Besar. Apalagi nantinya mereka akan dibekali oleh pengetahuan jurnalistik, sehingga tulisan-tulisan mereka lebih terstruktur dan mempunyai alur yang jelas.

Semangat semacam ini, juga memberikan motifasi tersendiri kepada kami Kampung Media Gempar. Sehingga ke depan KM Gempar berencana melaksanakan kegiatan serupa di wilayah kecamatan Moyo Hilir. Seperti yang disampaikan oleh ketua KM Gempar “Sugianto”. Dari kegiatan bintek tersebut, dapat dilihat bahwa potensi yang dapat didorong harus dimulai dari usia sekolah. Karena di usia remaja pun pola berfikir harus mulai didorong dan difasilitasi. Tentu saja dengan tetap menjaga keamanan siswa untuk selalu mengakses internet yang sehat.

KM. Gempar…