Jumat, 30 Maret 2012

SENIMAN MOYO HILIR SIAP MENGUKIR PRESTASI PADA PESTIVAL RANTOK DARUSSALAM


BERSATU PADU DALAM JIWA SENIMAN


Kecamatan Moyo Hilir yang dikenal dengan Empar Budaya Tana Samawa (Pusat Kebudayaan Sumbawa) bukan sekedar isapan jempol. Tradisi dan adat istiadat tana samawa masih dipertahankan oleh masyarakat moyo hilir dalam kehidupan sehari-hari. Terpantau oleh “gempar” aktifitas muda mudi khususnya di desa moyo dan desa poto yang kontinyu melaksanakan latihan maupun pelatihan budaya bagi pemuda pemudi yang nantinya akan menjadi tongkat estapet pelestarian budaya samawa.

Dari dokumentasi “gempar” nampak sekali keasyikan dan kesungguhan seniman-seniman muda moyo hilir berlatih dalam rangka persiapan mengikuti kegiatan “Pestival Rantok Darussalam”. Pestival tersebut akan dilaksanakan di Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) pada tanggal 12-15 April mendatang. Perstival yang akan memperlombakan ansambel musik dengan Gontengan (ketukan/pukulan alat musik) pada Rantok dan Deneng (alat untuk menumbuk padi) sebagai alat musi utama. Disamping itu, musik rantok juga akan dipadukan dengan alat musik lain seperti rebana ode, rebana rea, sarune, tembang/syair Sumbawa yang dilantunkan dalam sebuah lawas (seperti pantun) dan lain-lain sehingga menghasilkan perpaduan alat music dan tembang yang mengagumkan setiap pendengarnya dan tentu saja akan memanjakan setiap mata yang memandang karena alunan musik yang dipadukan juga dengan gerakan-gerakan tarian etnis sumbawa.


Dari kecamatan moyo hilir sendiri akan mengirimkan 3 tim yang akan membawakan warna dan corak musik yang berbeda-beda sesuai dengan kreasi sanggar seni masing-masing. Ketiga sanggar seni tersebut antara lain Sanggar seni gunung galesa, sanggar seni matano dan sanggar seni permata. Kesiapan ketiga sanggar seni ini dalam pestival tersebut sudah tidak diragukan lagi, terlihat dari jadwal latihan yang cukup intens dan materi pentas yang dipersiapkan sudah mencapai 80%. Burhanuddin, S.Pd yang akrab disapa dengan  “Boha” selaku pelatih dari sanggar seni gunung galesa mengatakan “kesiapan dan keseriusan seniman-seniman moyo hilir dalam kegiatan perstival ini sangat luar biasa. Mulai dari persiapan dan proses latihan kami lakukan secara bersama dengan menggilir waktu latihan. Walaupun ketiga sanggar seni ini akan bersaing pada pestival ini nantinya. Namun kami bersatu dan bernaung dalam satu jiwa seniman paroso (Moyo hilir) tambahnya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar