DIBALIK TAMAN WISATA ALAM LAUT PULAU MOYO
Pantai Tanjung Pasir pulau Moyo ternyata
menyimpan sejuta kisah dan kenangan bagi sebagian masyarakat pesisir Kecamatan Moyo
Hilir dan Moyo Utara. Khususnya dusun Ai Bari dan dusun Limung yang berhadapan
langsung dengan Pantai Tanjung Pasir pulau Moyo. Hamparan pasir putih yang terbentang
sepanjang pesisir pulau moyo tak obahnya permadani yang sengaja dibentangkan
untuk menyambut kedatangan seorang raja ke dalam istana. Kesejukan panorama
hutan dengan berbagai jenis tanaman dan satwa liar seperti rusa sumbawa yang terkenal.
Satwa-satwa tersebut hidup damai dan alami sebagai pelengkap pesona taman alam laut
pulau moyo. Nama pulau moyo yang sudah mendunia ternyata juga menyimpan kisah
dan kenangan bagi masyarakat pesisir disekitarnya. Nampak begitu jelas dalam
kunjungan kampung media ke Pantai Tanjung Pasir pulau moyo akan potensi yang tersimpan
di dalamnya namun telah dilupakan.
Berawal dari rasa penasaran kami tentang
informasi sebelumnya dari warga setempat, kami mencoba melakukan cross ceck dan
terjun langsung ke lokasi. Minggu (26/2) bersama 6 rekan kampung media kami
mendapati sisa-sisa bangunan yang dulunya merupakan salah satu obyek wisata pilihan
bagi toris local maupun mancanegara. Adalah Bapak Ahmad, ayah dari 3 orang anak
ini yang sejak kecil telah akrab dengan hutan dan laut pulau moyo. Ia menuturkan
kepada kami tentang kebenaran adanya taman wisata tanjung pasir ketika ia masih
kecil dulu. Sebelum ia menikah pada awal tahun 1986 ketika ia masih jejaka pun pernah
ditawarkan bekerja di perusahaan Jerman yang ia lupa akan namanya tersebut.
Perusahaan asing yang ia maksud pada
saat itu sudah melakukan pembangunan besar-besaran dan menata wilayah tanjung
pasir menjadi daerah wisata yang amat mempesona. Bangunan-bangunan megah sudah
berdiri dengan kokohnya mulai dari penginapan, bangunan resepsionis, restoran hingga
dermaga sebagai tempat berlabuhnya kapal para toris yang akan berkunjung. Taman-taman
yang ditata sedemikian indah tanpa meninggalkan keaslian hutan juga menjadi
daya tarik tersendiri sehingga beberapa wisatawan asing sering menjadi
langganan warga ai bari sebagai jalur terdekat untuk menyeberang ke tanjung
pasir. Namun belum seumur jagung, perusahaan tersebut angkat kaki dari tempat
itu dikarenakan terkendala ijin operasional. Perusahaan asing tersebut hanya
mengantongi ijin pusat namun tidak mendapat restu dari Bupati Sumbawa saat itu
yang dijabat oleh H. Yakub Koswara.
Karena telah ditinggalkan oleh
sang pemilik, akhirnya tempat tersebut tutup dan lambat laun berubah menjadi
hutan belantara karena tidak ada lagi yang mengurusnya. Semua bangunan yang
dulu berdiri dengan megah mulai lapuk dan sekarang hanya tinggal puing-puing pondasi
yang dilapisi oleh lumut dan jamur serta dikerumuni oleh semak belukar. Sungguh
disayangkan, potensi yang begitu besar telah disia-siakan oleh penguasa saat
itu.
Saat ini, areal tanjung pasir
seluas + 1 hektar hanya berupa hutan lebat yang menyisakan kenangan di
dalamnya. Tidak ada rencana pemerintah untuk mengaktifkannya lagi dengan ijin
dan wajah tanjung pasir yang baru tentunya. Bahkan papan nama taman wisata alam
laut pulau moyo nampak tidak terurus sehingga sudah berkarat. Bangunan pos jaga
yang berdiri dengan bisu menandakan tidak ada seorang petugas pun yang selalu datang
menjaga tempat ini. Namun keindahan pantai tanjung pasir sungguh tak terbantahkan, keindahan yang nampak terutama menjelang matahari terbit di ufuk timur. Mata kita akan terbelalak menyaksikan kegagahan Gunung Tambora yang diselimuti oleh lembutnya mentari pagi. Tim kampung media pun tidak mau melewatkan kesempatan tersebut. Tidak ada kata yang indah selain pujian kepada sang pencipta akan keindahan alam-Nya. (Gemparsumbawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar