Senin, 27 Februari 2012

PANTAI TANJUNG PASIR, ASET YANG TERLUPAKAN


DIBALIK TAMAN WISATA ALAM LAUT PULAU MOYO



Pantai Tanjung Pasir pulau Moyo ternyata menyimpan sejuta kisah dan kenangan bagi sebagian masyarakat pesisir Kecamatan Moyo Hilir dan Moyo Utara. Khususnya dusun Ai Bari dan dusun Limung yang berhadapan langsung dengan Pantai Tanjung Pasir pulau Moyo. Hamparan pasir putih yang terbentang sepanjang pesisir pulau moyo tak obahnya permadani yang sengaja dibentangkan untuk menyambut kedatangan seorang raja ke dalam istana. Kesejukan panorama hutan dengan berbagai jenis tanaman dan satwa liar seperti rusa sumbawa yang terkenal. Satwa-satwa tersebut hidup damai dan alami sebagai pelengkap pesona taman alam laut pulau moyo. Nama pulau moyo yang sudah mendunia ternyata juga menyimpan kisah dan kenangan bagi masyarakat pesisir disekitarnya. Nampak begitu jelas dalam kunjungan kampung media ke Pantai Tanjung Pasir pulau moyo akan potensi yang tersimpan di dalamnya namun telah dilupakan. 

Berawal dari rasa penasaran kami tentang informasi sebelumnya dari warga setempat, kami mencoba melakukan cross ceck dan terjun langsung ke lokasi. Minggu (26/2) bersama 6 rekan kampung media kami mendapati sisa-sisa bangunan yang dulunya merupakan salah satu obyek wisata pilihan bagi toris local maupun mancanegara. Adalah Bapak Ahmad, ayah dari 3 orang anak ini yang sejak kecil telah akrab dengan hutan dan laut pulau moyo. Ia menuturkan kepada kami tentang kebenaran adanya taman wisata tanjung pasir ketika ia masih kecil dulu. Sebelum ia menikah pada awal tahun 1986 ketika ia masih jejaka pun pernah ditawarkan bekerja di perusahaan Jerman yang ia lupa akan namanya tersebut.  

Perusahaan asing yang ia maksud pada saat itu sudah melakukan pembangunan besar-besaran dan menata wilayah tanjung pasir menjadi daerah wisata yang amat mempesona. Bangunan-bangunan megah sudah berdiri dengan kokohnya mulai dari penginapan, bangunan resepsionis, restoran hingga dermaga sebagai tempat berlabuhnya kapal para toris yang akan berkunjung. Taman-taman yang ditata sedemikian indah tanpa meninggalkan keaslian hutan juga menjadi daya tarik tersendiri sehingga beberapa wisatawan asing sering menjadi langganan warga ai bari sebagai jalur terdekat untuk menyeberang ke tanjung pasir. Namun belum seumur jagung, perusahaan tersebut angkat kaki dari tempat itu dikarenakan terkendala ijin operasional. Perusahaan asing tersebut hanya mengantongi ijin pusat namun tidak mendapat restu dari Bupati Sumbawa saat itu yang dijabat oleh H. Yakub Koswara. 

Karena telah ditinggalkan oleh sang pemilik, akhirnya tempat tersebut tutup dan lambat laun berubah menjadi hutan belantara karena tidak ada lagi yang mengurusnya. Semua bangunan yang dulu berdiri dengan megah mulai lapuk dan sekarang hanya tinggal puing-puing pondasi yang dilapisi oleh lumut dan jamur serta dikerumuni oleh semak belukar. Sungguh disayangkan, potensi yang begitu besar telah disia-siakan oleh penguasa saat itu. 

Saat ini, areal tanjung pasir seluas ­+ 1 hektar hanya berupa hutan lebat yang menyisakan kenangan di dalamnya. Tidak ada rencana pemerintah untuk mengaktifkannya lagi dengan ijin dan wajah tanjung pasir yang baru tentunya. Bahkan papan nama taman wisata alam laut pulau moyo nampak tidak terurus sehingga sudah berkarat. Bangunan pos jaga yang berdiri dengan bisu menandakan tidak ada seorang petugas pun yang selalu datang menjaga tempat ini. Namun keindahan pantai tanjung pasir sungguh tak terbantahkan, keindahan yang nampak terutama menjelang matahari terbit di ufuk timur. Mata kita akan terbelalak menyaksikan kegagahan Gunung Tambora yang diselimuti oleh lembutnya mentari pagi. Tim kampung media pun tidak mau melewatkan kesempatan tersebut. Tidak ada kata yang indah selain pujian kepada sang pencipta akan keindahan alam-Nya. (Gemparsumbawa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar