Selasa, 31 Januari 2012

PASCA BANJIR, WARGA KEKURANGAN AIR BERSIH


AIR SUMUR PASCA BANJIR TIDAK LAYAK KONSUMSI 


yang melanda desa Kakiang Kecamatan Moyo Hilir dan sekitarnya pada hari Minggu(29/1) lalu menyisakan pedih dan duka bagi warga. Kini warga yang dibantu oleh para relawan dari masing kalangan ikut membantu masyarakat membersihkan rumah-rumah dan fasilitas umum seperti sekolah, masjid dan kantor desa.

Akibat bencana tersebut  diperkirakan masyarakat merugi hingga ratusan juta rupiah. Bapak Saifuddin Suhri selaku Kepala Desa Kakiang pada saat ditemui memberikan data tentang kerusakan maupun kerugian masyarakat meliputi beberapa aspek/bidang pertama dari bidang pertanian : padi sawah tadah hujan terendam seluas + 20 Ha, padi sawah tekhnis terendam seluas + 50 Ha, tanaman jagung terendam seluas + 4 Ha. Sementara fasilitas pendukung pertanian rusak parah seperti jalan usaha tani Orong Posok Selatan longsor sepanjang 10 Meter, saluran tersier BKK II putus, saluran tersier BKK A dan B Putus.

Tambahnya lagi bahwa tembok pekarangan SDN Kakiang roboh sepanjang + 30 Meter, 2 buah jembatan yang digunakan oleh masyarakat untuk akses menuju persawahannya putus dan 1 ekor sapi bramus serta 5 ekor domba juga ikut terhanyut dalam peristiwa itu. Kini para tim relawan khususnya tim dari Pramuka lebih memfokuskan pada penyedotan 48 buah sumur gali yang dapat menjadi air sumber minum masyarakat dan beberapa fasilitas umum. Kini masyarakat hanya bisa meratapi harta bendanya yang tersisa dari rendaman banjir dan sebagian dari hartanya sudah rusak terutama barang elektronik.

Di wilayah kecamatan Moyo Hilir tidak hanya Desa Kakiang saja yang terkena dari banjir ini tapi Desa Berare, Dusun Sengkal Desa Batu Bangka dan Desa Ngeru. Sementara di wilayah Kecamatan Moyo Utara juga ikut kena imbasnya seperti Desa Songkar, Kukin dan Tahan. Hingga hari ke-2 pasca banjir tim relawan dan pemerintah daerah memfokuskan kegiatan pada pembersihan dan sterilisasi air sumur yang terendam banjir. Terdata lebih dari 20 sumur di setiap desa yang airnya keruh karena terendam air bajir. Sukarman Djayadi selaku ketua tim relawan pramuka yang melakukan penyedotan air ke seluruh desa mengatakan “kami kesulitan mengakomodir keinginan warga untuk menguras seluruh sumur yang ada, pasalnya peralatan kami berupa mesin penyedot air hanya ada dua yang siap dioperasikan, itupun mesin pinjaman dari sanggar pramuka yang ada di moyo hilir. Sementara mesin warga setempat yang kami harapkan bisa membantu, semuanya rusak akibat terendam air. Bahkan mesin warga yang sedang melakukan penyedotan air untuk mengairi sawah ikut hanyut karena letaknya berada di bibir sungai. Sehingga warga tidak bisa melakukan penyedotan sumur sendiri tambahnya”.

Menyikapi beberapa peristiwa dan bencana yang melanda Indonesia akhir-akhir ini yang seakan-akan tidak ada hentinya, mungkin ini adalah sebuah teguran dari sang pencipta yang melihat makhluknya yang sudah banyak jauh dari-NYA. Untuk itu marilah kita berfikir positif dan semoga dari itu semua dapat kita petik sebuah makna karena sesungguhnya Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya. (Ughy Gempar)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar