Senin, 23 Januari 2012

BELI SEPETAK SAWAH DARI HASIL ANYAMAN


KELIHAIAN IBU SALMA MENGANYAM BAMBU 

Satu lagi kreatifitas masyarakat pedesaan untuk mencukupi kebutuhan hidup ditengah kesulitan ekonomi sekarang ini. Seni anyaman bambu kini sudah menjadi mata pencaharian sampingan masyarakat Dusun Senampar Desa Sebewe Kecamatan Moyo Utara. Di tempat ini menganyam bambu adalah salah satu pilihan ekonomis yang bernilai bisnis dan diminati oleh halayak karena tidak membutuhkan modal besar. Disamping itu dalam menjalankannya warga menggunakan paruh waktu. Selain waktu yang fleksibel, sumberdaya alam sangat mendukung dalam penyediaan bahan baku karena pohon bambu yang mudah di dapatkan.  

Minggu, (22/1) Tim Kampung Media Gempar berkesempatan meliput kegiatan kelompok kerajinan anyaman bambu "Saling Sakiki" yang sedang membuat anyaman di balai pertemuan Dusun Senampar. Kelompok saling sakiki merupakan salah satu dari 3 kelompok anyaman bambu yang ada di Dusun Senampar Desa Sebewe Kecamatan Moyo Utara. Kelompok ini beranggotakan 20 orang yang diketuai oleh Ibu Salma dan beranggotakan ibu-ibu yang pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani. Meski keseharian mereka bekerja di sawah, kegiatan menganyam bambu juga menjadi pekerjaan rutin disela-sela menunggu masa panen tiba. Sehingga keterampilan menganyam bambu menjadi keseharian dan ikon dari dusun ini. 

Dibalik kesuksesan kelompok saling sakiki dalam menganyam bambu, adalah sosok Ibu Salma. Ibu Salma adalah seorang ibu rumah tangga yang sudah mengenal dan menekuni keterampilan anyaman bambu sejak tahun 1984. Keterampilan tersebut ia peroleh secara turun-temurun dan mulai dilakoni sejak ia masih kecil. Pada awalnya anyaman yang dibuat hanya dipakai untuk keperluan sehari-hari seperti piring, topi, songkok, tempat tisu, dan kursi. Karena hasilnya yang bagus dan rapi, lambat laun anyaman ini diminati oleh banyak orang baik dari dusun senampar maupun dusun lainnya. Usaha ini sekarang sudah berkembang menjadi usaha produktif yang hasilnya diminati oleh banyak orang.

Tidak hanya itu, dari penjualan kerajinan anyaman bambu, ibu Salma dapat mencukupi keperluan sehari-hari. Bahkan dari hasil anyamannya ia mampu membeli sepetak sawah yang sampai saat ini ia kelolah bersama keluarga kecilnya. Berkat keterampilan dan kesungguhan yang dimilikinya itu, Ibu Salma mendapatkan perhatian dari pemerintah berupa bantuan dana yang ia gunakan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih maju seperti saat ini. Hal inilah yang mendorong warga lainnya untuk mengikuti jejak langkah Ibu Salma. Sehingga di dusun Senampar saat ini sangat terkenal dengan anyaman bambunya.  


 
Selain mengajarkan keterampilannya itu kepada orang lain, Ibu Salma telah menurunkan keterampilannya  menganyam bambu kepada sang cucun yang bernama Nasihatul Husniah. Ternyata "Atul" sapaan akrab cucunya, juga memiliki hasil anyaman yang sama bagusnya dengan anyaman sang nenek. Bahkan Atul pernah menjadi juara satu pada lomba anyaman ditingkat kabupaten. 

Kepada kami ibu Salma meluangkan waktu untuk mengajarkan cara membuat anyaman yang bagus dan indah. Mulai dari proses memotong bambu sesuai ukuran yang dibutuhkan, kemudian bambu-bambu tadi ditipiskan dengan cara diraut dengan pisau atau parang, kemudian dikeringkan/dijemur agar bambu tidak mudah patah ketika dirangkai. Selanjutnya irisan bambu kering tadi dirangkai menjadi benda anyaman.    

Ibu Salma menaruh harapan besar kepada Atul agar bisa meneruskan keterampilannya sehingga tetap lestari dan dikenang oleh generasi yang akan datang. (Gempar Sumbawa)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar