Musim kemarau yang panjang membuat Masyarakat Moyo Hilir
semakin resah terutama petani dan pekebun. Selain semakin sulitnya mendapatkan
air, petani juga mengeluh melihat tanaman-tanaman mereka yg sudah mulai mati
akibat kekurangan air. Sementara persediaan air cukup terbatas hanya untuk
kebutuhan hidup sehari-hari dan itu pun banyak sumur-sumur warga yang sudah
mulai kering.
Kebun pisang dan singkong milik warga banyak yang mulai mati
bahkan beracun akibat panas bumi dan kemarau panjang. Hal ini membuat para
petani dan pekebun akan mengalami kerugian yang cukup besar. Contohnya kebun
pisang dan singkong milik Bapak Saturi 57
tahun Warga Desa Berare yang mulai mati dan beracun. Meski perkebunannya dekat
dengan rumah, Bapak Saturi tidak bisa membagi air sumurnya untuk mengairi kebun
pisang miliknya seperti minggu-minggu kemaren karena air sumurnya semakin
berkurang dan cukup untuk kebutuhan istrinya di dapur.
Seperti kita ketahui bersama bahwa pemanasan global dan
kemarau panjang telah melanda negeri kita. Kabupaten Sumbawa sudah tidak
memiliki daerah resapan air. Dilihat dari musim hujan sering terjadinya banjir
dan akhirnya musim kemarau datang air pun habis. Pemerintah sekiranya harus
lebih tegas dalam menyikapi hal tersebut. Masyarakat dan Pemerintah setidaknya
bisa mengembalikan bumi yang hijau karena bumi hijau adalah sumber kehidupan
mahluk hidup dan mulailah menanam pohon mulai dari sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar