Kamis, 23 Juni 2011

PETERNAK SAPI DAN KERBAU DESA MOYO DAN MOYO MEKAR MENJERIT

Akhir-akhir ini para peternak khususnya peterma kerbau dan sapi sangat menjerit karena rendahnya harga jual ternak mereka. Para peternak dengan terpaksa menjual ternaknya dengan harga dibawah standar. Itu dilakukan karena kebutuhan masyarakat yang mendesak disebabkan anak-anak mereka melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan kebutuhan masyarakat yang semakin banyak. Semua itu membutuhkan dana dan biaya yang cukup lumayan besar yang menyebabkan para peternak melakukan semuanya walaupun jelas – jalas merugikan peternak itu sendiri.

Tidak lain dan tidak bukan permasalahan itu berakar dari kebijakan pemerintah yang semakin giat menginpor daging yang menekan harga ternak lokal dan menyempitnya pendistribusian daging kewilayah-wilayah Indonesia. Hal tersebut membuat para pejagal ternak menawari harga ternak yang lebih murah.

Itu yang terjadi di wilayah Kecamatan Moyo Hilir khususnya Desa Moyo Mekar dan Desa Moyo sekarang. Menurut Syamsuddin ( petugas sensus sapi potong, sapi perah dan kerbau tahun 2011 ) mengungkapkan, “ masyarakat sangat merasa menjerit dan mengeluhkan dengan rendahnya harga jual ternak mereka. Itu tidak sebanding dengan biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk memelihara ternaknya bertahun-tahun.”

Senada dengan hal tersebut, M.IKHSAN ( salah seorang pejagal di Desa Moyo Mekar) mengungkapkan “ kami terpaksa membeli ternak masyarakat dengan harga rendah tidak seperti harga yang biasanya. Karena sekarang jangkauan dalam hal pendistribusian ternak. Itu diparah lagi dengan sulitnya pengurusan perizinan.”

Tahun 2014 pemerinah menargetkan akan melakukan swasembada daging sapi dan kerbau. Tapi rencana itu akan dibenamkan oleh pemerintah sendiri. Itu terbukti dengan semakin marak dan gencarnya pemerintah melakukan impor daging. Masyarakat sempat gembiara dengan pemberhentian impor daging sapi Australia. Dengan begitu harga ternak masyarakat akan meningkat. Dan para peternak akan merdeka di negara sendiri tida lagi menjadi tameng dari daging-daging impor. Tapi itu semua adalah kegembiraan sejenak dan pudar karena pemerintah kembali akan menjajakai kerja sama dengan Australia lagi. Sebenarnya itu adalah sebuah momentum yang baik bagi pemerintah untuk mensejaherakan rakyat serta meringankan biaya hidup yang dewasa ini semakin meningkat. Ditambah tujuan pemerintah yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 untuk mensejahterakan masyarakat akan terlaksana dengan baik.

Menurut ABDUL AZIZ sapaan akrab AZIZ salah seorang warga dusun Moyo Bawah Desa Moyo Mekar mengungkapkan “ pemerintah tidak memikirkan rakyatnya itu terbukti dengan mengabaikan isi Pembukaan UUD 1945 menganai mensejahterkan rakyat. Alih-alih mensejahterakan rakyat malah akan menyakiti dan rakyat akan menderita.”

Di akhir penulisan ini penulis berpesan kepada Pemerintah Provinsi NTB bahwa salah satu unggulan daerah NTB selain pertanian adalah peternakan. Itu semua seyogyanya bisa dipertahankan dan dikembangkan lagi. Jangan sampai Program Bumi Sejuta Sapi ( BSS ) akan sia-sia jika tidak dibarengi serta tidak diimbangi dengan harga yang ditawarkan kepada peternak karena tidak akan sebanding dengan biaya yang dikeluarkan selama memeliharanya.

SEMOGA TULISAN INI BISA SEGERA DIRESPON KARENA AKAN MENCEKIK KAMI (PETERNAK ) DENGAN KONDISI INI.”TANGISAN DAN JERITAN MASYARAKAT PETERNAK”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar