“Nyinggu” ayau “Cinggu” (bahasa Sumbawa) merupakan pekerjaan memanen
padi / hasil pertanian lainnya dengan kesepakatan bagi hasil anatara pemilik
dengan pekerja. Nyinggu ini tidak hanya dilakukan oleh Sumbawa, melainkan juga
dilakukan pula oleh orang Lombok, bima dan dompu.
Setiap musim panen para penyinggu yang berasal dari luar daerah Sumbawa
berbondong-bondong dating ke Sumbawa khususnya dikecamatan Moyo Hilir. Sperti
halnya yang dijumpai oleh kru Gempar dilintas Dusun Malili – Pungkit pada kamis
sore (18/4) banyak kemah para penyinggu beriringan dipinggir jalan, tepatnya di
belakang bagian barat dusun Malili.
Manurut pak Ahmad salah satu warga dusun Malili yang kebetulan bertemu
dengan kru Gempar”sudah menjadi kebiasaan tiap musim panen area ini menjadi
tempat membangun kemah para penyinggu. penyinggu yang dating untuk misim panen
sekarang itu berasal dari Lombok.
Orong rea merupakan area persawahan yang terluas yang ada dikecamatan
Moyo Hilir – Moyo Utara. Area persawahan ini membentang dari Desa Moyo hingga
Desa Pungkit, Songkar,Poto,Lengas dan Segunting. sehingga Orong rea ini menjadi sasaran utama
para penyinggu. tentunya akan mendapatkan hasil yang lebih banyak hingga
mencapai 6 ton / panen.
“Kami kesini memanfaatkan kesempatan musim panen padi untuk mencari
rizki. Sebelum kami memanen padi orang biasanya kami membuat kesepakatan berapa
bagian untuk kami dari hasil panen” Ujar pak Mesir yang merupakan salah satu
penyinggu kepada kru Gempar.
Setelah dianalisa oleh kru Gempar, ada beberapa factor yang membuat
masyarakat lebih mengandalkan para penyinggu dari luar yaitu kerjanya lebih
cepat, pemilik hanya tinggal pergi memantau dan menghitung hasil panen padinya.
Selain dimalili Gempar juga menjumpai kemah-kemah penyinggu di Orong
Pari sebelah timur Dusun Pangenyar, di pintu gerbang desa Batu Bangka, di pintu
gerbang Dusun Songkar B, dan sebelah selatan desa Pungkit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar