Jumat, 19 April 2013

MENGAIS RIZKI DENGAN "NYINGGU"

“Nyinggu” ayau “Cinggu” (bahasa Sumbawa) merupakan pekerjaan memanen padi / hasil pertanian lainnya dengan kesepakatan bagi hasil anatara pemilik dengan pekerja. Nyinggu ini tidak hanya dilakukan oleh Sumbawa, melainkan juga dilakukan pula oleh orang Lombok, bima dan dompu.
Setiap musim panen para penyinggu yang berasal dari luar daerah Sumbawa berbondong-bondong dating ke Sumbawa khususnya dikecamatan Moyo Hilir. Sperti halnya yang dijumpai oleh kru Gempar dilintas Dusun Malili – Pungkit pada kamis sore (18/4) banyak kemah para penyinggu beriringan dipinggir jalan, tepatnya di belakang bagian barat dusun Malili.
Manurut pak Ahmad salah satu warga dusun Malili yang kebetulan bertemu dengan kru Gempar”sudah menjadi kebiasaan tiap musim panen area ini menjadi tempat membangun kemah para penyinggu. penyinggu yang dating untuk misim panen sekarang itu berasal dari Lombok.
Orong rea merupakan area persawahan yang terluas yang ada dikecamatan Moyo Hilir – Moyo Utara. Area persawahan ini membentang dari Desa Moyo hingga Desa Pungkit, Songkar,Poto,Lengas dan Segunting.  sehingga Orong rea ini menjadi sasaran utama para penyinggu. tentunya akan mendapatkan hasil yang lebih banyak hingga mencapai 6 ton / panen.
“Kami kesini memanfaatkan kesempatan musim panen padi untuk mencari rizki. Sebelum kami memanen padi orang biasanya kami membuat kesepakatan berapa bagian untuk kami dari hasil panen” Ujar pak Mesir yang merupakan salah satu penyinggu kepada kru Gempar.
Setelah dianalisa oleh kru Gempar, ada beberapa factor yang membuat masyarakat lebih mengandalkan para penyinggu dari luar yaitu kerjanya lebih cepat, pemilik hanya tinggal pergi memantau dan menghitung hasil panen padinya.
Selain dimalili Gempar juga menjumpai kemah-kemah penyinggu di Orong Pari sebelah timur Dusun Pangenyar, di pintu gerbang desa Batu Bangka, di pintu gerbang Dusun Songkar B, dan sebelah selatan desa Pungkit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar