SEPEKAN DI ARENA PACUAN KUDA, SUMBAWA (JUNI 2012)

Nasib anak-anak usia sekolah ini
yang seharusnya menerima pendidikan formal seolah-olah dipaksa membantu orang
tua mencari uang dengan profesi sebagai joki cilik di arena pacuan kuda.
Padahal tidak seharusnya anak-anak seusia itu berada di arena pacuan kuda
melainkan berada di sekolah untuk menuntut ilmu.

Keadaan ini telah berlangsung
sekian lama dan dibiarkan saja seperti ini. Kompetisi pacuan kuda di kerato
(arena pacuan) yang kami tahu selalu menyertakan kuda-kuda pacuan dari seluruh
pulau sumbawa, bahkan tidak jarang ada kuda yang datang dari pulau lombok dan
pulau bali. Tentu saja, ada andil yang sangat besar dari pemegang kekuasaan (si
pemberi ijin pertandingan) sebelum kompetisi pacuan kuda dilaksanakan.
Namun, kami menyangsikan apakah mereka tahu manfaat dan mudaratnya
dari arena pacuan tersebut walaupun ijin selalu dikeluarkan. Barangkali selama
ini kebanyakan kita hanya tahu bahwa pacuan kuda hanya sekedar olahraga. Namun
kita tidak semuanya tahu kalau di arena tersebut terjadi "Perjudian"
secara terang-terangan. Padahal perjudian terbuka seperti itu jelas-jelas
melanggar hukum. Namun sayangnya keadaan ini terus saja berlangsung di arena
yang juga terdapat pihak keamanan berseragam dari institusi resmi di negara
ini.
Kurang lengkap rasanya,
jikalau kami belum berbicara tentang pembentukan karakter anak di arena pacuan
kuda. Di sini, pertumbuhan anak secara fisik maupun psikologi, sangatlah jauh
dari nilai-nilai dan norma yang selalu kita jadikan landasan berbangsa dan
bernegara.
Untuk seorang joki cilik,
bayaran yang diterima sangatlah dipengaruhi oleh fisik dan keberaniannya. Fisik
yang kecil, dan kerempeng menjadi incaran para pemilik kuda. Karena tubuhnya
yang ringan akan memudahkan kuda untuk membawanya lari hingga ke garis finish.
Oleh karena itu tidak jarang ada orang tua yang tega memberikan anaknya minuman
yang berasal dari air perahan abu bata merah agar pertumbuhan fisik si anak
(joki) menjadi terhambat. sehingga ia tetap terasa ringan di atas punggung kuda
pacuan. Padahal kuda pacuan mereka diberi air madu dan ramuan-ramuan lain
supaya kuda mereka menjadi kuat. Bukankah ini berarti bahwa kuda lebih berharga
dari pada manusia.Belum lagi ada anak yang terjatuh dan terinjak kuda di
litasan pacuan yang tentu saja membuat trauma si anak. (Gempar Sumbawa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar