Imunisasi merupakan investasi kesehatan
masa depan karena bersifat pencegahan
terhadap penyakit (sedia payung sebelum hujan). Melalui imunisasi perlindungan terhadap
infeksi penyakit sangatlah efektif
dan jauh lebih murah dibandingkan dengan mengobati seseorang apabila telah jatuh sakit dan harus dirawat di rumah
sakit. Namun, sampai saat ini masih terdapat masalah-masalah dalam pemberian
imunisasi, antara lain pemahaman orang tua yang masih kurang pada sebagian
masyarakat, mitos salah tentang imunisasi, dan lain sebagainya. Kamis
(7/6) KM Gempar berkesempatan memantau langsung kegiatan imunisasi di Posyandu
Melati Desa Moyo.
Posyandu
Melati Desa Moyo kini diwarnai dengan kagiatan baru yakni posyandu bagi lansia.
Posyandu bagi lansia ini juga dilakukan bersamaan dengan imunisasi bagi bayi/balita
dan ibu hamil. Seperti biasannya imunisasi bagi bayi dan balita dilakukan untuk
mencegah penyakit BCG, polio, DPT/HB, dan campak. Namun untuk lansia lebih
kepada konsultasi kesehatan yang bertujuan untuk mengetahui gejala awal
datangnya suatu penyakit sehingga bisa dilakukan penanganan lebih awal. Misalnya
dengan memberikan suplemen bagi lansia yang mengalami kurang darah (anemia) dan
pengecekan/penanganan langsung ke puskesmas bagi lansia yang mengalami tekanan darah
tinggi. Ibu “Rogeiyah dan Majena” salah seorang lansia/warga desa moyo yang datang
ke posyandu lansia ini merasa senang karena sangat diperhatikan kesehatannya
oleh petugas posyandu. Mereka mengatakan ”dengan adanya posyandu seperti ini,
kami tidak harus susah payah konsultasi kesehatan kepada dokter atau mantri yang
biayanya juga cukup mahal bagi ukuran kami sebagai warga biasa (petani)”.
Namun
menurut salah seorang petugas posyandu “Supiani, A.Md.Keb” dari puskesmas Moyo
Hilir “antusiasme warga desa moyo terhadap posyandu lansia ini masih kurang. Tercatat
tidak sampai sepuluh lansia yang datang mengecek kesehatannya padahal lansia
yang ada di desa moyo berjumlah seratus lebih. Petugas kami sudah berusaha
jemput bola dengan mengunjungi lansia maupun bayi/balita maupun ibu hamil ke
rumahnya masing-masing, namun hal tersebut tentu saja tidak bisa kami lakukan
setiap kali ada posyandu/imunisasi seperti ini. Karena kesadaran masyarakat
juga tidak bisa tumbuh dengan cara dipaksakan” tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar