Rabu, 27 Maret 2013

JEMBATAN GANTUNG; PENGHUBUNG WARGA DENGAN MATA PENCAHARIAN



Masyarakat memiliki kewajiban kepada pemerintah untuk membayar pajak. Begitu juga sebaliknya, pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjamin kesejahteraan dan ketersediaan fasilitas umum untuk masyarakat seperti perbaikan jalan, pengadaan jembatan dan lain sebagainya. Akan tetapi kenyataan dilapangan tidak semua fasilitas tersebut dapat terpenuhi dengan baik.

Selasa (26/3) KM-Gempar melakukan liputan disekitar persawahan Desa Songkar. Sebagian besar penduduk desa ini berprofesi sebagai petani dan pekebun. sayangnya jembatan yang menghubungkan kampung mereka dengan area persawahan sudah tidak layak dilintasi karena kondisinya sudah rapuh. Warga yang melewati jembatan gantung ini sering merasa ngeri dan takut melintas di atasnya. Namun karena tidak ada pilihan lain warga harus melintasi jembatan tersebut karena jembatan inilah yang langsung menghubungkan warga dengan mata pencaharian mereka.
 “Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1950-an, ini satu-satunya jalan singkat yang menghubungkan sawah kami dengan desa”. Ujar pak Gatot warga Desa Songkar kepada KM-Gempar.
            kondisi jembatan memang sudah amat rusak, hampir sebagian kayu/lantai jembatan telah lapuk bahkan jembatan sudah bolong. Warga desa Songkar berharap kepada pemerintah untuk membangun jembatan baru yang lebih layak.
              Bukan hanya warga Desa Songkar yang mengalami hal seperti ini, tercatat oleh KM-Gempar juga terdapat tiga desa yang masih menggunakan jembatan gantung sebagai penghubung warga dengan sawah atau kebun sebagai mata pencaharian mereka. Misalnya di desa Poto, Desa Kakiang, dan Desa Pungkit. Jembatan gantung inilah yang dilalui mereka untuk mengangkut hasil pertanian mereka. 
Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar