PESTA PONAN SEBAGAI WUJUD SYUKUR
DAN AJANG SILATURAHMI
Mereka berkumpul di atas bukit, menuju beberapa makam, salah satu diantaranya adalah makam HM Gaffar atau lebih dikenal dengan Haji Batu. HM Gaffar, adalah tokoh sakti yang dihormati dan disegani warga sekitar bukit Ponan.
Warga dari 3 dusun adat datang membawa berbagai makanan dan kue yang bahan bakunya berasal dari hasil pertanian ataupun perkebunan mereka. Kemudian makanan tersebut ditempatkan pada balai-balai kecil (beruga) yang terdapat di komplek makam tersebut. Makanan-makanan itu disusun rapi agar mudah dibagikan kepada pengunjung. Uniknya, makanan atau kue tersebut harus dimasak dengan cara direbus. Tidak boleh kue yang digoreng dengan minyak atau makanan yang dibeli di toko. Dengan kepercayaan bahwa uap dari rebusan makanan/kue tadi akan menguap ke langit dan berubah menjadi air hujan yang menyuburkan pertanian mereka.
Pesta Ponan diawali dengan dzikir dan doa bersama yang dipimpin oleh pemuka adat dan pemuka agama. Setelah itu, dilanjutkan dengan pembagian makanan keseluruh warga dan akhir acara ditandai dengan makan bersama.
Pesta Ponan juga memberikan pelajaran kepada kita tentang pengelolaan alam dan lingkungan sekitar agar tetap lestari. Seperti yang terdapat dalam lawas sumbawa Kle tu sablong desa, na sarusak tani tana, sanuman nanta tu mudi. Walaupun kita membangun desa/tanah kita, jangan sampai merusak alam dan lingkungan tersebut, ingatlah masih ada anak cucu kita di masa mendatang.
Kepercayaan masyarakat adat Ponan juga menganggap bahwa daun-daun dari sisa makanan yang mereka makan pada hari itu, bisa membawa berkah bagi sawah dan ladang mereka. Sehingga sisa-sisa makanan itu dibuang ke sawah-sawah dengan harapan bisa menyuburkan tanaman padi serta terhindar
dari hama dan penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar