Minggu, 03 April 2011
PRAMUKA BERSAMA KAMPUNG MEDIA
BAGAIMANA MERUBAH BUDAYA BERTUTUR MENJADI BUDAYA MENULIS
Moyo Hilir, 2-3/4/2011
Tidak ada kata lelah dan susah kalau kita mau berupaya. Itulah yang dilakukan oleh teman-teman Kampung Media Digital (KMD) GEMPAR di Kecamatan Moyo Hilir. Berkerja sama dengan Gerakan Pramuka Kwartir Ranting Moyo Hilir, KMD Gempar mengadakan Pelatihan Jurnalistik yang bertempat di secretariat bersama kepemudaan yang pelaksanaannya dari tanggal 2 sampai 3 April 2011.
Pelatihan Jurnalistik ini diikuti oleh siswa SMK Islam Gunung Galesa Moyo Hilir, Pramuka ambalan Madrasah Aliyah Negeri 2 Sumbawa, dan anggota Dewan Kerja Ranting (DKR) Moyo Hilir tidak lupa pula anggota KMD GEMPAR.
Pelatihan ini bertujuan bagaimana mengajarkan para generasi muda untuk merubah budaya bertutur menjadi budaya menulis sehingga mereka bisa mengaktualisasikan pemikirannya melalui tulisan yang bersifat informasi yang bermanfaat bagi halayak. Selain itu juga kegiatan ini sebagai ajang silaturrahmi antara KMD GEMPAR dengan siswa-siswi yang ada di Wilayah Moyo Hilir dalam mensukseskan program kerja Pemerintah (Dishubkominfo) pada umumnya dan GEMPAR khususnya yang bertujuan membentuk masyarakat (pelajar) masa kini yang melek dengan Ilmu Pengetahuan (IPTEK) yang semakin maju.
Tepat pukul 20.00 Wita, kegiatan dibuka secara resmi oleh ketua pramuka kwarran moyo hilir (Syarafuddin, S.Ag). Selanjutnya para peserta diberikan arahan dan bimbingan mengenai jurnalistik oleh pemateri. Pengenalan jurnalistik tersebut disampikan oleh Nur Kholis seorang jurnalis dari harian umum Sumbawa Express. Pemateri menyampaikan secara rinci dan runtut materi tentang dasar-dasar jurnalistik, mulai dari pengenalan kaidah penulisan berita, bahasa yang digunakan, dan bagaimana cara berita itu supaya menjadi bahan bacaan yang disukai oleh publik. Selain itu Nur Kholis juga berbagi banyak pengalaman hidup selama menjadi seorang jurnalis. Menurutnya “selama saya bergelut di dunia jurnalis, opini saya mulai terbentuk tentang hidup dan bagaimana menjalani hidup secara layak. Seorang jurnalis juga harus mampu melihat persoalan-persoalan di dalam masyarakat kemudian bisa memecahkannya dengan solusi terbaik” tambahnya lagi. Apa yang disampaikan oleh pemateri, sangat sesuai dengan yang diinginkan oleh Kampung Media NTB yaitu merubah budaya bertutur menjadi budaya menulis.
Walaupun peserta dari kegiatan ini adalah dari kalangan siswa SMA/SMK, daya serap dan pemikirannya dalam membuat berita tidak kalah dengan orang yang sudah terbiasa dengan dunia jurnalistik. Bahkan sebagian kalimat dari berita yang kami muat ini adalah bahasa dari siswa SMA/SMK. Memang kita tidak bisa menutup mata kalau kondisi selama ini (dunia pendidikan) belum memberikan ruang yang cukup kepada siswa untuk mengaktualisasikan diri melalui tulisan terutama di sekolah-sekolah yang berada jauh dari keramaian kota. Padahal permasalahan dalam kehidupan bermasyakat terjadi juga di desa atau pun pedesaan. Malahan persoalan yang terjadi di desalah yang tidak bisa terexpose ke public. Sudah saatnya kita memajukan pembangunan di masyarakat pedesaan sebagai pondasi dari pembangunan nasional.
Keesokan harinya kegiatan pun berlanjut. Untuk menjaga kebugaran dan cinta dengan kebersihan, di pagi harinya para peserta dilatih senam pramuka dan gotong royong sebagi upaya menciptakan dan mendidik peserta menjadi pribadi yang sehat dan cinta kebersihan. Setelah itu para peserta diberikan pelajaran menggunakan internet sehat, pembuatan blok serta bagaimana cara menguploud dan memposting berita ke dalam blok. Materi ini disampaikan oleh Zulkifli (sekretaris Kampung Media Digital GEMPAR Moyo Hilir). Pemateri juga menugaskan kepada seluruh peserta membuat sebuah berita yang judulnya sudah ditentukan dan menjadi pilihan bagi peserta.
Pukul 13.00 Wita kegiatan ini ditutup langsung oleh saudara Zulkifli selaku sekretaris Pramuka Kwartir Ranting Moyo Hilir. Pada sambutan dalam acara penutupan (jul) sapaan akrabnya mengungkapkan “kita selaku generasi muda yang cerdas jangan sampai kita terbenam dengan kemajuan teknologi yang dewasa ini semakin maju. Untuk itu kita harus tanamkan dalam benak kita tidak ada kata lelah untuk belajar”. Tambahnya lagi “kita harus melatih diri untuk lebih mengenal internet tetapi dengan catatan kita haruslah bisa memfilternya sehingga menjadi benteng moral bagi kita”.
Sebelum kami mengakhiri tulisan ini, kami ingin menyimpulkan bahwa siapapun orangnya, jika diberikan ruang dan ditunjang dengan pembekalan jurnalistik, orang itu akan mampu menjadi penutur-penutur handal melalui tulisan. Jangan kita melihat faktor desa atau kotanya, yang utama adalah kemauan untuk menjadi lebih baik. Sampah saja bisa diolah menjadi suatu benda yang bermanfaat apalagi manusia yang mempunyai akal dan hati.
Gemparvaroz
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar