Jumat, 29 Maret 2013

MENCARI SESUAP NASI DENGAN NGOMO’



Ngomo’ merupakan kegiatan mencari sisa panen padi atau kacang hijau. Ngomo' (Bahasa Sumbawa) berasal dari kata somo’ yang artinya mengumpulkan. Dalam arti luas ngomo’ merupakan mencari dan mengumpulkan sisa padi atau kacang hijau setelah orang panen. Ngomo’ biasanya dilakukan oleh orang-orang yang taraf hidupnya berada dibawah garis kemiskinan. terutama orang yang tidak memiliki lahan untuk bercocok tanam. Ngomo' dilakukan ada yang perorang dan ada yang berkelompok. seperti halnya yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di Dusun Sengkal.
“saya memanfaatkan musim panen untuk mencari sesuap nasi dan uang untuk keperluan sehari-hari dengan cara ngomo’. Biasanya dalam sehari kami dapat mengumpulkan gabah sekitar 2 belik (takaran untuk menakar padi) dan kadang-kadang juga kurang". Ujar bu Raming kepada Kru Gempar yang kebetulan ketemu waktu ngomo’ pada hari Jum'at (29/3) di area pesawahan antara Dusun Sengkal dengan Desa Batu Bangka.
Ternyata dizaman kemajuan seperti sekarang ini masih banyak warga yang belum mendapatkan kesejahteraan. Bahkan sampai ngomo’ disawah orang. Untuk itu, diharapkan kepada pemerintah untuk memperhatikan kesejateraan masayarakat pedesaan.

Kamis, 28 Maret 2013

PEMBAYARAN SECARA ONLINE; TUNGGAKAN REKENING LISTRIK MALAH MENINGKAT

Moyo Hilir (28/3), Pembayaran listrik secara online bertujuan memudahkan masyarakat untuk melakukan pembayaran tagihan listrik tanpa dibatasi oleh faktor demografi atau tempat dan lokasi. Namun pada kenyataannya, program pembayaran listrik secara online ini justru menyulitkan masyarakat. 

Sebelum diberlakukan pembayaran secara online, masyarakat melakukan pembayaran listrik di masing-masing kantor desa. Namun pembayaran sekarang dilakukan pada loket pembayaran online yang terdapat di Kantor POS atau loket pembayaran khusus yang berada di ibukota kecamatan. Sehingga untuk melakukan pembayaran, masyarakat harus merogoh kocek lagi sebagai  biaya transportasi. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya tunggakan pembayaran tagihan listrik di kantor PLN Moyo Hilir. 

Menurut Bapak A. Wahab petugas PLN Moyo Hilir yang melakukan penagihan, "Tunggakan yang meningkat sudah terjadi sejak awal-awal diberlakukannya pembayaran secara online". Namun petugas dari PLN Moyo Hilir pada awalnya memahami karena program ini masih baru dan belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, tunggakan listrik justru semakin meningkat dari waktu ke waktu. Anehnya, tunggakan terjadi di wilayah yang dekat dengan ibukota kecamatan. Bahkan tunggakan bisa mencapai ratusan nomor rekening listrik dengan tunggakan yang berfariasi pula. Ada Tunggakan yang satu bulan, dua bulan, bahkan ada tunggakan yang mencapai enam bulan.

Sugianto staf kantor desa moyo mekar memberikan keterangan yang senada. "Meski Desa Moyo Mekar termasuk ibu kota kecamatan, masyarakat yang datang ke kantor desa sering mengeluh dengan pembayaran online ini" tandasnya. Dulu, masyarakat mudah melakukan pembayaran di kantor desa karena mudah dijangkau. Tapi sekarang, masyarakat kesulitan melakukan pembayaran ke kantor POS karena jaraknya cukup jauh."

Rabu, 27 Maret 2013

JEMBATAN GANTUNG; PENGHUBUNG WARGA DENGAN MATA PENCAHARIAN



Masyarakat memiliki kewajiban kepada pemerintah untuk membayar pajak. Begitu juga sebaliknya, pemerintah mempunyai kewajiban untuk menjamin kesejahteraan dan ketersediaan fasilitas umum untuk masyarakat seperti perbaikan jalan, pengadaan jembatan dan lain sebagainya. Akan tetapi kenyataan dilapangan tidak semua fasilitas tersebut dapat terpenuhi dengan baik.

Selasa (26/3) KM-Gempar melakukan liputan disekitar persawahan Desa Songkar. Sebagian besar penduduk desa ini berprofesi sebagai petani dan pekebun. sayangnya jembatan yang menghubungkan kampung mereka dengan area persawahan sudah tidak layak dilintasi karena kondisinya sudah rapuh. Warga yang melewati jembatan gantung ini sering merasa ngeri dan takut melintas di atasnya. Namun karena tidak ada pilihan lain warga harus melintasi jembatan tersebut karena jembatan inilah yang langsung menghubungkan warga dengan mata pencaharian mereka.
 “Jembatan ini dibangun sekitar tahun 1950-an, ini satu-satunya jalan singkat yang menghubungkan sawah kami dengan desa”. Ujar pak Gatot warga Desa Songkar kepada KM-Gempar.
            kondisi jembatan memang sudah amat rusak, hampir sebagian kayu/lantai jembatan telah lapuk bahkan jembatan sudah bolong. Warga desa Songkar berharap kepada pemerintah untuk membangun jembatan baru yang lebih layak.
              Bukan hanya warga Desa Songkar yang mengalami hal seperti ini, tercatat oleh KM-Gempar juga terdapat tiga desa yang masih menggunakan jembatan gantung sebagai penghubung warga dengan sawah atau kebun sebagai mata pencaharian mereka. Misalnya di desa Poto, Desa Kakiang, dan Desa Pungkit. Jembatan gantung inilah yang dilalui mereka untuk mengangkut hasil pertanian mereka. 
Semoga tulisan ini bermanfaat. Amin.

Minggu, 24 Maret 2013

MUSPANITERA, AJARKAN NILAI DEMOKRASI BAGI PEMUDA

MUSPANITERA RANTING MOYO HILIR TAHUN 2013


Moyohilir (25/3), Musyawarah merupakan salah satu wadah untuk mengambil keputusan dengan cara mufakat demi kepentingan bersama. Melalui musyawarah masalah yang berat akan dengan mudah diselesaikan. seperti halnya yang dilaksanakan oleh Dewan Kerja Ranting (DKR) Moyo Hilir pada hari Minggu 24 Maret 2013 yang bertempoat di SDN 1 Moyo. Musyawarah yang dilaksanakan yaitu MUSPANITERA (Musyawarah Penegak Pandega Puteri Putera) dalam rangka pertanggung jawaban pengurus DKR periode 2009-2013 dan sekaligus untuk pemilihan pengurus DKR Moyo Hilir periode 2013-2016.
            Ketua Kwartir Ranting Moyo Hilir yang diwakili oleh Kanda Zulkifli, S.Pd,Sd selaku sekretaris Kwarran Moyo Hilir menyampaikan harapan kepada para peserta Muspanitera agar pengurus yang terpilih nantinya dapat meningkatkan kinerja DKR dan bisa memunculkan satu program yang bermanfaat, kreatif, inovatif, dan sesuai dengan kebutuhan. Selain itu, beliau juga memberi masukan bahwa setiap kegiatan atau program yang dihasilkan dalam musyawarah ini adalah tanggung jawab bersama dari seluruh peserta musyawarah dan pengurus DKR yang akan terpilih nantinya. Jangan sampai tanggung jawab yang diemban dilupakan dan hanya diserahkan kepada pengurus yang terpilih saja.
            Dihadiri oleh semua pramuka penegak pandega se-kecamatan moyo hilir, peserta Musyawarah akhirnya dengan suara terbanyak memilih kanda Agustiawan, S.Pd. sebagai ketua DKR Moyo Hilir masa bakti 2013-2016. 

Selamat dan sukses kepada pengurus baru DKR Moyo Hilir semoga satya dan darma selalu menjadi landasan pengabdian kepada bangsa dan negara. 

Jumat, 22 Maret 2013

DEKLARASI PEMUDA TANA SAMAWA




Kami dalam bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia menganut falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai bangsa merdeka, kami dilahirkan atas dasar-dasar persamaan sejarah, rasa senasip sepenanggungan dan perbedaan agama, suku, adat istiadat, dan budaya. Walaupun berbeda tetapi kami tetap satu juga, dalam bingkai NKRI.
Tau dan Tana Samawa merupakan bagian tak terpisahkan dari NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika. Sebagai bagian dari Tau dan Tana Samawa, kami menambakan kerukunan, kedamaian dan keamanan hakiki. Karena hal itu hak asasi yang mutlak diperlukan oleh setiap orang, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hak asasi setiap warga Negara selain harus dilindungi oleh Negara namun juga harus ciptakan dan dijaga oleh setiap warga Negara. Oleh karena itu, kami sadar bahwa persatuan dan kesatuan menjadi hal yang penting untuk kami ciptakan, kami jaga dan kami pegang teguh.
Berkat rahmat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, disertai dengan kesadaran dan kebulatan tekad maka kami Pemuda Tana Samawa yang terhimpun dari berbagai latar belakang agama, etnis, budaya, bahasa dan adat istiadat, pada hari ini Kamis Tanggal Dua Puluh Satu Maret Tahun Dua Ribu Tiga Belas di Aula SMKN 1 Sumbawa Besar Ksbupaten Sumbawa, dengan ini kami berikhtiar bahwa :

1.      Sebagai Tau dan Tana Samawa akan saling sadu, saling pendi, saling beri dan saling setingi dalam bingkai NKRI
2.      Menjunjung tinggi dan menghormati nilai-nilai, symbol-simbol agama, adat istiadat serta harkat dan martabat Tau dan Tana Samawa
3.      Ikut serta menjaga dan memelihara keamanan serta kedamaian dengan penuh tanggung jawab bagi seluruh Tau dan Tana Samawa
4.      Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kami senantiasa akan hidup bersama dan membaur dalam suasana aman dan damai

MERAIH UNTUNG MELALUI PENGGEMUKAN



Penggemukan (Finisher) merupakan perlakuan pada sapi yang akan dipotong dan dinaikkan bobot hidupnya. Penggemukan biasanya dilakukan pada sapi yang sudah afkir (tua) dan sapi yang genetiknya jelek. Peternak di Moyo Hilir khususnya di dusun Bekat sudah mulai melakukan penggemukan. Sapi-sapi yang digemukkan rata-rata sapi yang sudah afkir, dimana sapi ini sudah tidak maksimal lagi dalam reproduksi. Kalau dijual harganya sangat murah, tetapi setelah dilakukan penggemukan tentunya harga jualnya tinggi.
            Penggemukan ini sangat mudah dilakukan dan tidak mengeluarkan biaya yang besar. Adapun kelebihan program penggemukan yaitu
1.    Tidak memerlukan lahan yang luas, sehingga bisa dilakukan di pekarangan yang tidak terpakai, kebun-kebun kecil, yang penting mudah dipantau.
2.    Waktu yang diperlukan sangat singkat yaitu kisaran 3-5 bulan tergantung dari kondisi ternaknya.
3.    Bisa memanfaatkan rumput lokal dan rumput unggul baik yang diolah (dibuat silage, hay atau amoniasi) maupun diberikan dalam bentuk segar.
Dengan demikian, melalui penggemukan ini peternak lebih cepat meraih untung dan meningkatkan taraf hidup.