Sabtu, 25 Agustus 2012

“BIO GAS” MENJADI PILIHAN WARGA




SULITNYA MENDAPATKAN MINYAK TANAH, WARGA BERALIH KE BIO GAS

Moyo Hilir (25/8) Bertempat di Dusun Karang Orong Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir kini telah dikembangkan pemanfaatan bio gas oleh warga setempat. Berawal dari sulitnya mendapatkan minyak tanah di wilayah ini, 3 kepala keluarga berinisiatif mengunakan energi alternatif (bio gas) sebagai pengganti bahan bakar minyak di dapur.  Ide yang muncul dari 3 warga desa ini yang secara kebetulan bertetangga akhirnya menjadi sorotan warga desa.  

Bapak Muhammad Ali (68Th) salah satunya mengatakan bahwa "saya mengunakan bio gas, berawal dari sulitnya mendapatkan minyak  tanah serta termotivasi dari pelatihan yang saya ikuti, dengan mengunakan energi bio gas kami cukup terbantu mengurangi belanja untuk keperluan dapur". Menurut pak Ali, dia bersama 3 warga lainnya telah memanfaatkan energi bio gas ini sejak satu bulan yang lalu menjelang masuknya bulan ramadhan.

Jika melihat kondisi di sekitar pemukiman warga, bahan baku dari bio gas sendiri sangatlah mudah ditemukan, sebab bahan bakunya mengunakan kotoran sapi apalagi warga di sini pada umumnya berprofesi sebagai petani dan peternak sapi/kerbau. Sehingga dalam jangka panjang program bumi sejuta sapi yang dicanangkan oleh pemerintah akan berkembang jika terus disinergikan dengan pemanfaatan limbah hewan menjadi bio gas.Gempar-Sumbawa

Jumat, 17 Agustus 2012

PERINGATAN DETIK-DETIK PROKLAMASI DI MOYO HILIR

Peringatan hari kemerdekaan RI Tahun 2012 di kecamatan Moyo Hilir dilaksanakan dengan rangkaian yang cukup meriah, sama seperti pada tahun sebelumnya. Walaupun perayaan ini bertepatan dengan bulan puasa dan libur menghadapi hari raya idul fitri, masyarakat tetap antusias dalam memeriahkan peringatan HUT RI ke-67 Tahun 2012 ini. Di awali dengan upacara bendera pada pagi hari tepat pukul 07.00 di lapangan kantor camat moyo hilir dengan pembacaan sambutan dari bupati sumbawa oleh bapak camat moyo hilir Abu Bakar, SH. Rangkaian acara peringatan dilanjutkan dengan Upacara memperingati detik-detik proklamasi di lapangan KONI kecamatan Moyo Hilir. Dimana salah seorang tokoh masyarakat yang membacakan teks proklamasi sempat mengelurkan isak tangis

Tamu undangan yang hadir membuat lapangan sukup ramai dengan peserta upacara. kemeriahan nampak pula pada masyarakat desa moyo sebagai ibu kota kecamatan yang tumpah ruah ke jalan-jalan menyaksikan iring-iringan pasukan pengibar bendera (PASKIBRA) kecamatan Moyo Hilir kemudian bersama-sama ikut berkumpul di lapangan upacara. Gemuruh marcingband yang dimainkan dengan apik oleh siswa-siswa MTs Gunung Galesa Moyo Hilir semakin menambah semangat dan mengobarkan semangat nasionalisme dan semangat perjuangan. Seolah-olah tiap orang yang mendengarnya serasa berada pada masa-masa perjuangan merebut kemerdekaan. 


Sama persisnya dengan 67 tahun silam tepatnya Hari Jumat di bulan Ramadhan tanggal 17 Agustus 1945 Bangsa Indonesia memproklamsikan kemerdekaannya. Hari itu, para pemimpin bangsa dan para tokoh pemuda sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Hari ini, proklamasi yang ke-67 bangsaku pun bertepatan dengan hari jum'at di bulan ramadhan. Semoga ini menjadi pertanda kebangkitan bangsa Indonesia menjadi negara yang adil, makmur dan sejahtera. Amin.

Rabu, 08 Agustus 2012

"BAGUBA" NGABUBURITNYA TAU SAMAWA


Satu lagi peninggalan para pendahulu kita dalam memeriahkan bulan ramadhan yaitu ngabuburit dengan cara Baguba. Baguba dalam bahasa sumbawa berasal dari kata Guba' yang artinya pukul dengan keras dan bisa juga bermakna menghajar. Baguba lebih dispesifikkan kepada kebiasaan masyarakat memukul beduk secara bersama-sama menjelang waktu berbuka puasa tiba. Pada umumnya, Baguba tidak dilakukan oleh satu orang namun dilakukan oleh 2 sampai 3 orang dengan irama-irama yang bervariasi. 

Dikalangan masyarakat sumbawa, kebiasaan baguba menjadi tradisi yang cukup lestari sampai sekarang. Hampir diseluruh masjid pada sore harinya terutama menjelang waktu berbuka puasa, para penabuh bedug silih berganti membunyikan beduk dengan irama yang cukup apik dan enak di dengar. Tidak hanya marbot atau lebai masjid yang pandai membunyikannya tetapi masyarakat umum pun cukup mahir maminkan irama yang beragam pula. Bahkan anak-anak tidak kalah jagonya dalam memainkan irama baguba tersebut.

Di Kecamatan Moyo Hilir khususnya, irama baguba yang terdapat di masing-masing desa nampak sekali perbedaannya. Bukan hanya irama, namun playernya pun berbeda pula. ada yang dimainkan oleh dua orang ada juga yang dimainkan oleh tiga orang tergantung besar beduk dan irama yang dimainkan. Perbedaan yang lain juga terdapat pada waktu membunyikannya. Ada yang hanya membunyikannya pada saat menjelang berbuka puasa saja, ada pula yang membunyikannya pada saat menjelang makan sahur atau pada tengah malam sehabis tadarusan di masjid.

Berbicara panjang lebar, Tahukan anda apa itu ngabuburit dan berasal dari bahasa mana?
Ya,,, beberapa orang sempat tertawa ketika mendengar kata ngabuburit. Karena dalam bahasa sumbawa sendiri, burit berarti sedikit porno yaitu pantat. Namun kata ngabuburit sebenarnya berasal dari bahasa sunda yang artinya sore. Dan ngabuburit artinya menghabiskan waktu hingga menjelang waktu Adzan Maghrib datang, ringkasnya menunggu saat berbuka puasa. 

Nah,,, Sembari menanti waktu berbuka puasa ternyata baguba menjadi salah satu pilihan ngabuburit yang asyik dan menarik. Selamat mencoba !

Selasa, 07 Agustus 2012

MEMPERINGATI MALAM NUZULUL QUR’AN

Remaja masjid Desa Berare mengadakan perlombaan untuk kalangan PAUD/TK, SD/MI, dan SMP/MTs dalam rangka memperingati malam Nuzulul Qur’an yang jatuh pada tanggal 17 ramadhan yang bertempat Di Masjid Jami Fathurrahman Desa Berare. Perlombaannya sudah berjalan dari tanggal 10 dan akan berakhir pada 20 ramadhan.

Menurut Iwan Fitriadi. SPd 26 tahun warga Desa Berare yang menjadi ketua panitia pelaksana perlombaan  memberikan keterangan bahwa waktu pelaksanaan perlombaan tersebut di mulai setelah shalat tarawih hingga selesai tadarusan, Dalam perlombaan tersebut ada lima mata lomba yang masing-masing mempunyai tingkatan:
1. Perlombaan adzan untuk tingkat PAUD/TK, SD/MI, SMP /MTs,
2. Hapalan ayat pendek untuk tingkat PAUD/TK, SD/MI, danSMP/MTs,
3. Tartil Al-Qur,an untuk tingkat SD/MI, dan SMP/ MTs,
4. Praktek shalat jenazah untuk tingkat SD/MI dan SMP/MTs, dan
5. Cerdas cermat untuk kalangan SD/MI dan SMP/MTs.

Untuk mata lomba cerdas cermat masing-masing RT mengirim utusannya tiga orang dalam masing-masing tingkatan. Dan untuk mata lomba yg lain tidak di batasi jumlah pesertanya.

 Alamsyah 31 tahun warga Desa Berare yang menjadi Ketua Remaja Masjid berhara dengan adanya perlombaan ini, anak-anak bisa mengambil hikmah dari pentingnya memperingati malam Nuzulul Qur’an. “untuk menciptakan karakter anak yang sesuai dengan syariat islam maka melalui perlombaan ini kami berharap anak-anak yang mengikuti perlombaan ini bisa menjadikannya sebagai bahan dan motifasi dalam mengembangkan daya fikir yang sesuai dengan ajaran Al-Qur’an. Dan bisa memahami pentingnya memperingati malam turunnya Al-Qur’an (Nuzulul Qur’an). (GEMPAR SUMBAWA)***

Rabu, 01 Agustus 2012

PERBAIKAN JALAN LAPIS KE DUA

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PEKERJAAN PERBAIKAN JALAN


Perbaikan jalan di wilayah Moyo Hilir kini pada tahap lapis kedua dari Dusun Stober Desa Moyo Mekar hingga ke Desa Batu Bangka. Pengerjaan jalan tersebut sudah sampai di Dusun Olat Po Desa Berare tepatnya di depan MAN 2 Sumbawa sekitar pukul 12;00 siang tadi yang di mulai dari Desa Batu Bangka dan kemungkinannya besok sudah rampung di kerjakan yang selanjutnya beralih ke jalan Raberas hingga Moyo Utara yang merupakan satu paket proyek. Namun pengerjaan jalan tersebut masih mengalami kendala di karenakan masyarakat sekitar yang kurang kerja sama yang baik dengan pekerja.


Menurut Khasim asal Lombok Tengah yang menjadi pengawas proyek pengerjaan jalan menceritakan tentang masyarakat yang menilai hasil pengerjaan jalan tersebut kurang memuaskan.” Para pekerja saya sering di tegur oleh masyarakat sekitar tentang hasil kerja kami yang menurut sebagian masyarakat kurang memuaskan, ini dikarenakan anggapan masyarakat bahwa lebar jalan terlalu sempit dan masih menyisahkan pinggir yang masih luas.  Saya selaku pengawas Cuma bisa menjelaskan kepada sebagian kecil masyarakat bahwa pinggir jalan tersebut tidak satu paket dengan jalan yang sedang kami kerjakan karena itu bukan merupakan bagian dari jalan yang di hotmik”.



Harapan kepada pemerintah setempat untuk bisa menjelaskan kepada masyarakat tentang sistim pekerjaan perbaikan jalan agar pekerjaan yang di lakukan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang di harapkan masyarakat sendri, para pekerja Cuma butuh kerjasama yang baik antara masyarakat dengan para pekerja perbaikan jalan.