Jumat, 20 Agustus 2010

PILKADA SUMBAWA PUTARAN 2


REKAPITULASI HASIL SEMENTARA...

Pemilukada putaran II yang dilaksanakan hari Kamis tanggal 19 Agustus 2010 adalah hari bersejarah bagi masyarakat Sumbawa, lima tahun perjalanan pemerintahan ke depan ditentukan melalui pemilihan yang sangat demokratis. Masyarakat Sumbawa yang cinta damai membuktikan bahwa pemilu kada Sumbawa selalu dalam kondisi aman dan kondusif. Momen Pilkada yang dilaksanakan pada bulan suci ramadhan memberikan nuansa tersendiri dalam proses pemilihan. Semua berjalan dengan aman, lancar dan tertib.
Fakta yang terjadi dalam pemilukada Sumbawa membuktikan bahwa masyarakat Sumbawa memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara yang tinggi. Terdapat 862 TPS termasuk 1 TPS Khusus (LP) dengan peserta wajib pilih yang terdaftar sejumlah 305.183 wajib pilih. Antusiasme masyarakat mengikuti pemilihan mencapai 75, 07%. Sisanya adalah masyarakat yang berhalangan memilih karena sudah usia lanjut, pindah ke luar daerah karena studi, meninggal dunia dan sengaja tidak memilih atau Golput.
Keberkahan tersendiri sangat dirasakan dalam Pemilukada Sumbawa Putaran II, karena dilaksanaan pada bulan suci ramadhan, sehingga menghasilkan pemilu yang aman, damai dan penuh nuansa keislamian. Seperti contohnya di Kecamatan Moyo Hilir. Menurut Bapak Varian Bintoro, S.Sos selaku Camat Moyo Hilir mengungkapkan “ saya sangat bangga terhadap masyarakat Moyo Hilir yang sudah mampu mengendalikan diri dan bersikap partisipatif sehingga terciptanya proses demokrasi yang damai, aman, dan penuh rasa persaudaraan”. Ungkapnya lagi “ bulan puasa juga menciptakan dan mengurangi gesekan-gesekan kecil yang akan menciderai nilai-nilai demokrasi itu sendiri”.
Hari ini perhitungan suara untuk seluruh Kecamatan Moyo Hilir dilaksanakan langsung di halaman Kantor Camat. PPK selaku yang bertanggung jawab dalam hal ini membuka secara resmi. Hasil dari perolehan suara dari masing-masing desa dibacakan langsung oleh PPS. Tidak ada protes maupun silang pendapat tentang hasil pelaksanaan maupun perolehan suara dari masing-masing saksi pasangan calon, bahkan sesekali terdapat candaan-candaan hangat menyeruak ketika dibacakan hasil perolehan suara. Acara rekapitulasi pun terlaksana dengan lancar dan aman.
Hasil perolehan suara di KECAMATAN MOYO HILIR menghasilkan pasangan AN-NUR ( H. MUH.AMIN,SH dan NURDIN RANGGABARANI ) memperoleh suara 6.240 pasangan JM-ARASY ( Drs. H. JAMALUDDIN MALIK dan ARASY MUHKAN ) memperoleh suara 5.525. artinya tingkat partisipasi masyarakat mencapai 75 %.
Sementara hasil perhitungan yang dilansir oleh Lembaga Survey Indonesia (LSI) masih mengunggulkan pasangan JM-ARASY dengan perolehan sementara 52,56% dan perolehan untuk pasangan AN-NUR 52,56%. Namun hasil rekapitulasi yang menentukan adalah pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbawa yang baru akan disampaikan pada hari senin tanggal 23 Agustus mendatang.
Harapan terakhir dari bapak Camat “ semoga pasangan yang bertarung di panggung pemilukada bisa menerima hasilnya dengan jiwa besar”. Sehingga predikat kabupaten Sumbawa sebagai penyelenggara pemilukada yang paling aman dan terkendali tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan.

Gempar : Sumbawa
gempar :

Sabtu, 14 Agustus 2010

PEMBANGUNAN MASJID JADI PROGRAM PEMERINTAH…?



Keberkahan ramadhan tahun ini mulai terasa, berbagai bentuk kegiatan umat islam dalam menjalankan ibadah sangat beragam. Ada yang membersihkan masjid jauh-jauh hari sebelum awal ramadhan. Nilai luhur dan ketuhanan masih sangat tinggi pada masyarakat kita yang beragama islam. Dan sudah sepantasnyalah nilai-nilai ini terus ditingkatkan dan didukung oleh semua pihak, terutama pemerintah yang memikul amanat kemaslahan umat. Tua muda dan anak-anak sekalipun larut dalam suasana mahabbah dan silaturrahmi yang dipertautkan oleh kemuliaan masjid.
Keadaan ini tentu saja kita sadari bersama bahwa tidak semua masjid dapat berfungsi seperti ini. Sebagai contoh, dusun moyo luar desa moyo kecamatan moyo hilir yang pembangunan masjidnya belum dilanjutkan. Padahal desa moyo dan moyo mekar yang sebelumnya masih satu, masjidnya sudah sangat sesak dengan jamaah. Untuk itu, desa moyo sebagai desa induk tidak memiliki masjid besar yang bisa memuat jamaah lebih banyak. Makanya dibangun masjid baru dengan swadaya masyarakat. Tapi pembangunan masih sebatas pondasi saja, karena biaya yang belum mencukupi.
Ketika teman-teman kampung media croscek ke lapangan, kami mendapati keluhan masyarakat yang sudah lama terpendam. Ternyata selama tiga tahun ini, swadaya masyarakat belum mempu mencukupi biaya pembangunan masjid yang mereka rindukan. Proposal bantuan yang ditujukan ke berbagai dinas instansi menunjukkan kurangnya keberpihakan maupun ketertarikan untuk memberikan dana besar untuk pembangunan masjid. Padahal ini adalah sarana ibadah dan jariyah yang luar biasa manfaatnya. Tidak seperti mereka mengajukan proposal sapi ternak atau yang lainnya, dana besar langsung terkucur dengan sangat mudah. Bahkan ada bantuan-bantuan yang tidak mereka usulkan, ditawarkan untuk diterima.
Tapi untuk masjid…..????
Tanda Tanya Besar mengisi kepala teman-teman kampung media. Tidak adakah program yang memberikan dana besar untuk pembangunan masjid? Siapakah yang pertama kali akan mencetuskan program ini?
Bukankah program Dana ALokasi Khusus (DAK), Blogren, BOS dan semacamnya bisa dikucurkan untuk sekolah, dunia usaha bahkan lembaga-lembaga milik individu. Lalu untuk masjid kenapa tidak ada. DAK saja kalau paketnya turun ke sekolah-sekolah pembangunannya menghasilkan bangunan-bangunan kokoh dan lumayan mentereng. Kenapa tidak masjid diperlakukan sama seperti itu, padahal masjid sarana untuk membangun moral dan akidah. Percuma bangsa ini pintar tapi tidak punya akidah dan moral.
Semoga keinginan warga dusun moyo luar desa moyo di dengar dan dikabulkan oleh dermawan-dermawan kita yang berdasi, berseragam, bahkan pemegang jabatan. Amiin
Chunk ; Gempar-Sumbawa