Senin, 19 April 2010

KOMUNITAS PARALEGAL DAN REMITANSI


DESA MOYO MEKAR `DIKEPUNG`

Yayasan Koslata Mataram bekerjasama dengan pemerintah desa Moyo Mekar melaksanakan kegiatan berupa diskusi kampung yang dilaksanakan pada tanggal 8 April 2010 bertempat di balai desa Pertemuan desa Moyo Mekar kec. Moyo Hilir. Diskusi ini dihadiri oleh 20 peserta yang terdiri dari para pengurus kelompok usaha TKW Mampis Rungan dan pengurus kelompok Peduli TKW Moyo Mekar.
Diskusi kampung ini mengambil tema `Kepung Desa`.Kepung desa ini adalah sebuah konsep tentang bagaimana memberikan perlindungan kepada TKW di tingkat desa, dimana semua pihak terlibat di dalamnya.Pihak yang terlibat di dalamnya bisa saja datang dari pemerintah melalui SKPD-SKPD, LSM, atau para pemerhati masalah BMI, dalam memberikan dukungan terhadap perlindungan TKW dan pengelolaan remitansi di desa Moyo Mekar.
Hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini adalah kepala dinas tenaga kerja dan transmigrasi Kabupaten Sumbawa bapak Dr. Ihsan, M.Pd. Dalam pemaparannya beliau menyampaikan bahwa perlindungan BMI tidak lagi menggunakan pendekatan reaktif, dimana ada kasus baru ditangani. Akan tetapi, penangan kasus harus sudah menggunakan pendekatan preventif. Penanganan dengan menggunakan pendekatan ini dilakukan sebagai bentuk pecegahan.
Selanjutnya kepala dinas DIsnakertrans juga menyampaikan bahwa kelompok usaha TKW dan kelompok peduli TKW yang sudah terbentuk di desa Moyo Mekar bisa mengakses beberapa program yang ada di beberapa dinas terkait, seperti dinas sosial, koperasi dan BKBP. MAsing-masing dinas ini memilki program yang arahnya untuk perlindungan TKW dan pengelolaan remitansi.
Dalam sesi tanya jawab dengan peserta diskusi ada wacana yang disampaikan oleh bapak kepada dinas tentang kemungkinan pemerintah daerah kabupaten Sumbawa mengalokasikan dana secara khusus yang diperuntukkan untuk perlindungan TKW dan pengelolaan remitansi. Akan tetapi wacana ini langsung mendapat tanggapan dari peserta diskusi, mengingat beberapa program yang diusulkan oleh kelompok melalui musrenbang desa sampai dengan kecamatan kemudian dihapus pada saat perencanaan pembangunan di tingkat kabupaten. Sehingga semuanya menjadi sia-sia.
Proses diskusi juga diwarnai dengan gagasan yang dilontarkan oleh pemerintah desa Moyo Mekar tentang pembentukan perdes. Perdes ini dianggap menjadi sebuah kebutuhan di tingkat desa dalam memberikan pelayanan perlindungan yang lebih maksimal. Karena selama ini kasus-kasus yang dialami oleh BMI Moyo Mekar berlalu begitu saja, karena tidak ada system yang mengatur tentang perlindungan BMI di tigkat desa.
Diskusi ini ditutup dengan harapan bahwa konsep yang telah ditelurkan tidak hanya berhenti hanya sampai pada tataran konsep semata, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana implementasinya perlindungan BMI dan remitansi di tingkat desa.

Olympiade Olahraga dan Seni Siswa Nasional


KREATIF.... ATAU TERPAKSA...??


Pendidikan dewasa ini tidak hanya mengutamakan kemampuan berfikir (kognitif) saja, melainkan keterampilan (Psikomotorik) dan sikap atau akhlak (afektif). Berbagai bentuk metodik didaktik coba diterapkan oleh pemerintah melalui pelaksanaan kurikulum yang tepat. Pelaksanaan kegiatan untuk mencapai amanat kurikulum pun dilaksanakan secara serentak dan serupa di seluruh tanah air.

Olimpiade Olahraga dan Seni Siswa Nasional tingkat kecamatan Moyo Hilir tahun 2010, dilaksanakan pada tanggal 29-31 Maret 2010 berpusat di SDN 1 Moyo. Berbagai macam perlombaan diantaranya sepak bola, bola voly, mini, sepak takraw, Senam Kesehatan Jasmani (SKJ), catur, atletik, dan renang.

Selama 3 hari pelaksanaan, Semua kegiatan berjalan dengan lancar dan baik. Nilai sportifitas tetap dijunjung tinggi oleh seluruh peserta maupun panitia. Sorak gembira sporter memberikan spirit kepada jagoannya, menjadi nilai kebersamaan yang nampak pada setiap mata perlombaan.

Uniknya ! perlombaan renang yang diikuti oleh 3 sekolah saja, dilaksanakan di kali yang airnya mengalir. Berbahaya memang, namun mau bagaimana lagi, fasilitas yang dimiliki pendidikan kita Masih Sangat Kurang.
Entah kreatif ataukah terpaksa dilakukan, demi mempertahankan prestasi. Pada tahun lalu, peserta dari Kecamatan Moyo Hilir berhasil meraih prestasi dari tingkat kabupaten sampai dengan nasional. Diantaranya renang, bola voly mini dan sepak takraw sampai ke tingkat provinsi, dan Sepak bola sampai ke tingkat nasional.

Ketua Komite O2SN Kecamatan Moyo Hilir Bapak Zakariah Rasyidi, S.Pd mengatakan “pelaksanaan O2SN tahun ini memang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, karena ada beberapa macam perlombaan baru yang dipertandingkan, dan Komite O2SN kecamatan Moyo Hilir tetap harus berkiprah disemua mata lomba. Sebut saja Renang, yang pada tahun lalu berhasil membawa Kabupaten Sumbawa sebagai juara II ditingkat provinsi. Padahal, fasilitas untuk pembinaan renang tidak ada sama sekali. Tahun ini, kita mencoba untuk memperhatikan perlombaan renang dengan melakukan pembinaan, walaupun pelaksanaannya di sungai/kali yang airnya mengalir, namun pengawasan dari pihak panitia tetaplah mengutamakan kesalamatan peserta”.

Tambahnya lagi, “semua kesuksesan, tentunya didukung oleh kemauan dan fasilitas yang memadai”. Untuk itu sangat diharapkan perhatian pemerintah terus ditingkatkan kepada dunia pendidikan. Agar kompetensi siswa betul-betul tercapai sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Sehinga dunia pendidikan lebih meningkat dan bermutu.

Gempar : Sumbawa

Press Release Buin Community Empowerment Institute

Seminar Nasional Pendidikan
“Mengukur Efektifitas Sertifikasi terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan”

Pada hari Minggu tanggal 04 April 2010, BUIN Community Empowerment Institute mengadakan seminar nasional pendidikan dengan tema “Mengukur Efektifitas Sertifikasi Terhadap Peningkatan Mutu Pendidikan”. Seminar ini diikuti oleh lebih dari ratusan peserta yang mayoritas terdiri dari guru dan praktisi pendidikan, baik yang sudah mendapatkan sertifikat pendidikan maupun yang belum.
Seminar ini menghadirkan tiga pembicara yaitu, Prof. Mahyuni, Sambirang Ahmadi, S.Ag., M.Si dan Drs. Umar Idris yang dalam hal ini diwakili oleh Sahril, S.Pd.,M.Pd dan dilaksanakan di Gedung Wanita Sumbawa Besar. Menurut Ketua Panitia, Aan Widhi Atma, ST, MM, ketiga pembicara yang mempunyai latar belakang berbeda sengaja dipilih dengan tujuan untuk mengevaluasi secara komprehensif pelaksanaan program sertifikasi dan korelasinya terhadap peningkatan mutu pendidikan dari berbagai macam perspektif yaitu legislatif, eksekutif, dan masyarakat sipil.
Pembicara pertama, Sahril, S.Pd., M.Pd lebih banyak menyorot aspek sertifikasi guru dari aspek teknis. Fakta-fakta yang selama ini terjadi di sekitar sertifikasi dibahas tuntas termasuk evaluasi program sertifikasi guru. Menurut Kabid. PMPTK Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Sumbawa “banyak guru yang menjadi stagnan dan kehilangan kreativitas setelah mendapatkan sertifikat pendidik, padahal hakikat sertifikasi adalah untuk peningkatan kinerja bukan kesejahteraan semata”.
Sementara itu, Sambirang Ahmadi, S.Ag.,M.Si selaku perwakilan legislatif menguraikan beberapa kendala yang dihadapi oleh guru-guru, khususnya masalah anggaran yang sangat minim. Peningkatan kesejahteraan guru wajib hukumnya, tapi jangan sampai mutu pendidikan diabaikan. Menurut Ketua Komisi IV DPRD Sumbawa ini “ salah satu esensi dari pendidikan adalah character building atau pembangunan karakter dan tingkat kepercayaan”. Dengan mengutip futurolog Francis Fukuyama, menurut dia masyarakat Indonesia masih tergolong dalam kategori low trust society (tingkat kepercayaan yang rendah). Sedangkan, masyarakat Negara-negara maju termasuk kategori high trust society (masyarakat dengan tingkat kepercayaan yang tinggi) yang merupakan salah satu indikator keberhasilan pendidikan.
Professor Mahyuni selaku keynote speaker sangat menekankan pendidikan di Indonesia seharusnya mengedepankan pendidikan moral dan etika dalam proses pembelajaran. Menurut Guru Besar Universitas Mataram ini, dengan dibekali kompetensi mengajar yang memadai, guru-guru sebagai ujung tombak pendidikan harus mampu menjadi panutan bagi siswanya. Ia juga menyatakan bahwa pendidikan yang hanya memfokuskan pada aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik hanya akan melahirkan manusia-manusia yang krisis identitas dan miskin secara moral.
Acara seminar nasional dirangkaikan dengan launching BUIN Community Empowerment Institute. Menurut Direktur Eksekutif BUIN Community Empowerment Institute, Rizal, M.S.Ed., lembaga ini dikhitiarkan untuk memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat di NTB pada umumnya, dan di Sumbawa pada khususnya. Dia juga menambahkan bahwa setelah go public, lembaga ini diharapkan untuk bisa bersinergi dan bermitra dengan semua pihak, baik instansi pemerintah, bisnis dan lembaga-lembaga masyarakat madani lainnya yang memiliki cita-cita yang sama.

SENSUS PENDUDUK 2010


APAAN THU...!!! .

Sensus penduduk 2010 (SP2010) merupakan kegiatan nasional untuk memperoleh data dasar kependudukan yang sangat strategis, yaitu untuk kepentingan perencanaan dan evaluasi pembangunan sampai wilayah administrasi terkecil. Oleh karena itu, semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini dituntut untuk bekerja keras serta memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk mensukseskannya.
Bertempat di hotel harapan Sumbawa Besar, Kamis, 1 April 2010 dilaksanakan pelatihan sensus penduduk 2010 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kab. Sumbawa. Rencananya, kegiatan ini akan terus berlangsung hingga pertengahan bulan April 2010. Secara bergiliran, masing-masing kecamatan akan diberikan pelatihan yang sama. 44 orang peserta yang hadir pada acara pembukaan pelatihan tersebut, berasal dari Kecamatan Moyo HiliR, dan selanjutnya akan disusul oleh kecamatan-kecamatan lain.
Kegiatan pelatihan ini dibuka oleh salah seorang Staf BPS Kab. Sumbawa Bapak M. Salam. Pada sambutannya, beliau sangat berterima kasih kepada peserta yang hadir, karena telah bersedia ambil bagian dalam kegiatan ini, walaupun mereka sadari bahwa ke depan tanggungjawab yang telah mereka ambil sangat berat. Beliau juga berharap agar peserta mengedepankan rasa ikhlas dan tanggung jawab moral bagi kepentingan bangsa dan negara.
Ditengah suasana yang begitu gerah karena tidak ada tiupan angin, peserta yang hadir tetap antusias, walaupun penerangan yang kurang dan ruangan yang begitu pengap, karena listrik “SELALU PADAM”. Namun, didasari kesadaran yang tinggi akan strategisnya posisi mereka sebagai pioneer dalam memperoleh data tentang kemasyarakatan. Hal itu bukan sesuatu yang menghalangi niat mereka.
Materi yang begitu banyak dan cukup menguras otak, menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh peserta pelatihan. Karena harus menguasai begitu banyak tentang konsep kependudukan, baik itu konsep pekerjaan, pendidikan hingga masalah kesehatan penduduk yang akan di sensus nantinya.
Alhasil, simulasi di lapanganpun menjadi salah satu materi wajib dari pelatihan. Pengalaman yang beraneka ragampun didapatkan peserta. Dimulai dari proses Listing atau mencari data jumlah bangunan fisik maupun bangunan sensus, dilanjutkan dengan pencacahan anggota rumah tangga secara satu persatu. Tanggapan positif dan negatife dari responden diterima oleh peserta simulasi di lapangan. Ada warga yang menyambut baik, dengan memberikan data yang selengkap-lengkapnya tentang keadaan sebenarnya dari keluarga mereka. Dan sebaliknya ada warga yang menanggapi negative, karena mengira tim simulasi SP2010 yang berada dilapangan disangka tim yang mendata warga yang mendapatkan BANTUAN LANGSUNG TUNAI (BLT). Sentil warga tersebut “berapa uang yang akan kami terima nantinya, setelah kami didata?”.
Kejadian tersebut memberikan makna tersirat, bahwa masyarakat sudah menjadi masyarakat yang mengkomersilkan program pemerintah. Ataukah memang pemerintah terlalu sering menjanjikan materi kepada masyarakat.
Permasalahn Ini merupakan tantangan besar bagi para Petugas Pencacah nantinya dilapangan. Belum lagi disangka penjual atau sales sebuah prodak dan berbagai macam sangkaan lainnya, padahal panitia pelaksana sebelumnya telah berkordinasi dengan otoritas lingkungan setempat.
Hingga menjelang siang, para peserta simulasi pencacahan tetap asik berpeluh dengan debu dan keringat. Selanjutnya dalam evaluasi hasil di lapangan, suasana aktif membungkus ruangan diskusi. Banyak permasalahan yang didapat akhirnya dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta. Sehingga menjadi bekal mereka nantinya pada hari dilaksanakannya sensus, yaitu 1-31 Mei 2010 mendatang.
Semoga sensus penduduk yang ke-enam ini, dapat memberikan data kependudukan yang sebenarnya. Sehingga pemerintah pun dapat menentukan program prioritas sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang sangat mendesak.

Gempar : Sumbawa

Jumat, 02 April 2010

LEMBAGA MASYARAKAT BANGUN DESA (LMBD)


“LMBD” MITRA KERJA PEMERINTAH

Dewasa ini, pemerintah hanya berfungsi sebagai fasilitator dalam pembangunan, karena program pemerintah bukan hanya bersifat top down saja, namun juga bersifat bottom up. Untuk itu, masyarakat yang menjadi ujung tombak atau motor penggerak dari program yang mereka usulkan sendiri kepada pemerintah melalui Musrenbang, Harus diawasi dan dilaksanakan langsung oleh masyarakat. Menyadari akan hal tersebut, di Kecamatan Moyo Hilir telah dibentuk Lembaga Masyarakat Bangun Desa (LMBD).
LMBD merupakan lembaga yang bertujuan mengayomi atau membantu masyarakat di segala bidang, dan lembaga ini merupakan partner dari Pemerintah untuk merealisasikan programnya. Sehingga akan tercipta masyarakat yang mandiri dan mampu berdaya saing.
Selain itu, LMBD juga bertujuan meningkatkan pemberian peluang kemudahan dan bantuan dalam mendorong peningkatan kwalitas Sumber Daya Manusia dan kesejahteraan anggota, meningkatkan rasa kebersamaan yang adil sesama anggota, meningkatkan profesionalisme anggota dalam melaksanakan tugas, memberikan pengayoman, perlindungan, dan penyaluran aspirasi anggota, melaksanakan pembinaan lembaga dan melindungi serta menjaga asset pemerintah.
Maka dengan terbentuk dan dikukuhkannya pengurus LMBD di Kecamatan Moyo Hilir akan ikut mensukseskan program pemerintah di segala bidang sesuai dengan kaidah yang berlaku. Maka LMBD ini pada gilirannya akan memberi rasa percaya dimanapun dan kapanpun.
Acara pembukaan yang berlangsung tepat pukul 09.00 wita, langsung dipimpin oleh camat Moyo Hilir Bapak Varian Bintoro, S.Sos. menyampaikan antusiasme beliau akan eksistensi dari lembaga ini, untuk kedepannya dapat membantu pemerintah kecamatan dalam pembangunan. Dalam sambutannya juga, beliau menyentil tentang keberadaan Kampung Media Digital “GEMPAR” sebagai mitra yang sudah terbentuk lebih dulu, telah mampu menjadi mitra kerja pemerintah Kecamatan Moyo Hilir. Untuk itu beliau berharap kepada LMBD yang akan dikukuhkan supaya dapat bersinergi dengan kampong media dan pemerintah kecamatan dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
Pengukuhan yang berlangsung pada hari sabtu 27 Maret 2010 bertempat di Panggung Seni dan Budaya Desa Moyo Kecamatan Moyo Hilir Kab. Sumbawa, dihadiri oleh Bupati Sumbawa, H. JAMALUDDIN MALIK yang sekaligus mengukuhkan lembaga tersebut. Selain itu, dihadiri juga oleh kepala instansi pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, petani, peternak dan masyarakat umum lainnya.
Dalam pembacaan visi misi oleh M. Sukri selaku ketua LMBD, menjelaskan bahwa Visi LMBD “adalah sebagai lembaga yang bersifat mandiri dan independent. Berfungsi untuk mengembangkan lembaga dan masyarakat yang berlandaskan semangat kekeluargaan, gotong-royong, semangat solidaritas, demokrasi dan tanggung jawab.
Sedangkan misi yang di emban oleh LMBD adalah memiliki kepedulian terhadap lingkungan masyarakat dan melakukan usaha di berbagai bidang dengan senantiasa memiliki hubungan yang harmonis di dalam maupun diluar organisasi sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku”.
LMBD memiliki motto “Sasopo Baris Semampis Rungan”. Yang artinya marilah kita satukan barisan untuk mengharumkan nama daerah.

GEMPAR : SUMBAWA

PETANI MOYO HILIR RESAH


PENYAKIT BERPESTA
PETANI RESAH ….


Musim tanam telah berlalu, petani pun bersorak dengan begitu gembira, karena membayangkan hasil yang akan dicapai empat bulan ke depan, yaitu pada masa panen. Namun berbeda antara harapan dengan kenyataan yang dialami oleh para petani di wilayah Kecamatan Moyo Hilir, khusunya wilayah Orong Masin Desa Moyo Mekar.
Orong masin yang luasnya 325 Ha pada tahun-tahun sebelumnya mampu menghasilkan padi lebih kurang 100 ton musim panen, kini terancam gagal panen.

Para petani bingung dan resah menghadapi penyakit yang menyerang tanaman padi mereka. Seminggu setelah musim tanam berlalu, padi mereka tumbuh sangat baik, namun menjelang usia satu bulan tanam, padi mereka menjadi merah dan kering, salah satu penyebabnya adalah curah hujan yang tidak menentu, sehingga padi mudah terserang penyakit.

Menurut salah seorang petani yang mengerti tentang penyakit padi, (A. Rahman, S.Pd) mengatakan “Padi-padi di wilayah Orong Masin terkena penyakit, yaitu terdapat bercak merah sehingga daun menjadi kering, kemudian pertumbuhannya menurun dan pada akhirnya padi akan mati, penyakit semacam ini disebabkan oleh jamur Cercospora SP”.

Keresahan masyarakat di wilayah ini telah diadukan ke dinas pertanian wilayah setempat, namun para petani hanya disarankan untuk membeli obat hama di toko-toko penjual obat untuk tanaman padi. Penanganan semacam ini dirasakan sangat kurang oleh para petani,

Para petani sangat mengharapkan bantuan berupa pestisida ataupun pupuk dari pemerintah seperti tahun-tahun sebelumnya, yang disalurkan melalui Kelompok Tani. Namun tahun ini, bantuan tersebut tidak lagi diterima oleh petani. Hal itu menambah keresahan dari para petani, karena bertani merupakan mata pencaharian utama dari Masyarakat Moyo Mekar.

OLIMPIADE MATEMATIKA SD SE-KABUPATEN SUMBAWA


NANDIKA STKIP HAMZANWADI SELONG KAMPUS SUMBAWA

Mahasiswa merupakan patner pemerintah dalam mewujudkan program kerja yang direncanakan sesuai dengan kaidah yang berlaku dan merupakan agen of change (agen perubahan) untuk meningkatkan Indek Pembangunan Manusia (IPM) baik ditingkat Provinsi, Daerah, maupun di pelosok-pelosok Desa.

Mahasiswa STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa yaitu Himpunan Mahasiswa Prodi Matematika (NANDIKA) tak mau kalah untuk ikut ambil bagian dalam mencerdaskan masyarakat atau kader-kader bangsa dengan mengadakan Olimpiade Matematika Tingkat SD Se-Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan di Kampus STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa pada hari Minggu 28 Maret 2010.
”Kami sangat bersyukur bahwa minat dan antusiasme dari para peserta yang didorong oleh pihak sekolah dan orang tua sangat tinggi”, Ujar IRVAN MAULANA, selaku ketua panitia. Ini dibuktikan dengan peserta yang berpartisipasi sebanyak 92 orang dari masing-masing sekolah yang tersebar di kabupaten Sumbawa. Kegiatan ini di buka langsung oleh Bapak AHMAD YAMIN, SH,MH selaku Deputi III Bidang Kemahasiswaan. pada pukul 08.30 Wita dan dilanjutkan dengan pelaksanaan olimpiade pada pukul 09.00 s/d 11.00 Wita.

Untuk menciptakan persaingan yang sehat dan jujur, panitia menetapkan peraturan bahwa guru pendamping tidak boleh mendekati peserta didik. Dan bagi peserta yang kedapatan menyontek atau bekerja sama, pihak panitia akan bertindak tegas dengan mendiskualifikasikan peserta yang berlaku curang. Hal ini mendapat sambutan baik dari seluruh peserta maupun pendamping, karena pihak panitia betul-betul sportif dalam perlombaan.

Pihak panitia mendisain kegiatan ini dengan mengadakan 2 tahap penyeleksian yaitu pada tahap pertama seleksi untuk mendapatkan 20 besar dan seleksi kedua untuk mendapatkan 6 besar. Tahap demi tahap telah dilalui dan akhirnya panitia memutuskan hasil olimpiade dengan para pemenang sebagai berikut; untuk juara I diraih oleh ANGGUN MEILINDA ALIF FATALI dari SDN 1 Moyo Hilir, FAHMIL HAMDI dari SDN 2 Maronge meraih juara II dan Juara III Oleh RIZAL RIZKI ILLAHI dari SDN 16 Sumbawa.

Pada laporan akhir Irvan Maulana (ketua panitia) menuturkan “ kami mempunyai banyak kendala dalam hal pendanaan dan pelaksanaan, tapi bersyukur kami bisa melaksanakan kegiatan dengan begitu baik dan sukses dengan dukungan dari pihak kampus, para donator dan swadaya dari panitia..
”Tuturnya lagi kami selaku calon pendidik dan pengajar ingin mambantu pemerintah menciptakan penyetaraan pola pendidikan dan tenaga pendidik di tanah samawa ini”.

Koordinator kampus bapak Dr. IWAN JAZADI, S.Pd., M.Ed yang secara langsung menyerahkan hadiah kepada para juara, dan sekaligus menutup secara resmi kegiatan tersebut, mengatakan ”kegiatan ini merupakan program tahunan dari STKIP Hamzanwadi Selong Kampus Sumbawa, yang bertujuan sebagai penyeimbang dari program pemerintah dalam penyediaan tenaga pengajar dan pendidik yang handal di Kabupaten Sumbawa”.